Rabu, 24 Maret 2021

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part#16

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 16


Aisyah menangis mengingat pengkhianatan yang telah dilakukan Daffa kekasihnya yang dulu. Saat pertunangan tengah berlangsung, datang seorang wanita dengan perut yang besar mengaku telah dihamili oleh Daffa. Dalam sekejap mata kebahagiaan berubah jadi nestapa, sakit dan malu yang tiada terkata.


Bayangan hidup bahagia hancur berkeping2 meninggalkan luka yang menganga dan bernanah. Dan luka itu terasa bagai tersiram air garam bila tanpa sengaja harus bertemu dengan Daffa dan anak istrinya. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bangkit dari kekecewaan dan keterpurukan.


Dan kini, hadir kembali seorang lelaki yang sedikit banyak telah menyita perhatiannya. Lelaki tampan dan mapan yang menjadi atasannya dan banyak dieluh2kan oleh wanita2 cantik dikantornya. Adam, nama itu kini bertahta dihatinya. Suka memang suka, dan cinta sepertinya mulai ada, tapi rasa takut dikecewakan tidak bisa pergi dari benaknya.


"Mas Adam, apakah Mas benar2 tulus mencintaiku? Apakah sudah pasti Mas tidak akan mengecewakanku?" Gumam Aisyah lirih sembari menatap kelangit2 kamar.


"Ungkap kebohongannya Aisyah," tiba2 terdengar bisikan ditelinga Aisyah yang membuat bulu kuduknya meremang.


"Siapa?" Teriak Aisyah sembari mencari2 asal suara. "Kebohongan siapa?" Kembali Aisyah bertanya. Namun tidak ada lagi suara, yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang memecah kesunyian.


**********


Dengan langkah gontai Aisyah berjalan menuju kehalte bis, sesekali dia tampak memeriksa ponselnya. Tidak begitu lama setelah dia tiba dihalte, bis yang ditunggu akhirnya datang dan berhenti tepat didepannya. Tidak ada kursi kosong, terpaksa Aisyah harus berdiri.


"Aisyah" tiba2 ada yang memanggilnya dari belakang. Seketika Aisyah menoleh dan hampir saja dia terkena serangan jantung ketika dia melihat siapa yang berdiri dibelakangnya.


"Daffa" gumam Aisyah lirih. Buru2 Aisyah membuang muka dan kembali memandang kearah depan. Dia benar2 tidak menyangka akan bertemu Daffa disini. Jantung Aisyah berdegup kencang seolah akan melompat keluar. Mimpi apa dia semalam sehingga harus bertemu kembali dengan Daffa.


"Aisyah, boleh kita bicara sebentar," tutur Daffa sembari berpindah kedepan Aisyah. Matanya terlihat menghiba dan seolah masih menyimpan cinta yang begitu besar pada Aisyah.


"Maaf, aku gak ada waktu," jawab Aisyah sambil memandang kearah lain. Sakit itu kembali hadir dan begitu menyesakkan dada.


"Aisyah aku mohon," ucap Daffa.


"Enggak" jawab Aisyah agak berteriak sehingga memancing penumpang yang lain untuk melihat kearah mereka berdua.


"Aisyah..."


"No...sorry" tukas Aisyah memotong perkataan Daffa yang belum selesai. "Kiri" teriak Aisyah kemudian pada sopir bis. Setelah menyodorkan ongkos kepada kernet bis, Aisyah buru2 turun.


Tidak disangka ternyata Daffa ikut turun dan mengejar Aisyah yang berjalan menyusuri trotoar. 

"Aisyah, please Aisyah, aku ingin bicara," teriak Daffa.


"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi Daffa, kita sudah tidak ada hubungan lagi semenjak dihari pertunangan kita dulu," ucap Aisyah sembari menahan air matanya yang hendak menetes. "Sebaiknya sekarang kamu fokus sama anak dan istrimu, mereka membutuhkanmu," tambah Aisyah.


"Aisyah aku mohon maafkan aku Aisyah," ucap Daffa sembari berlutut didepan Aisyah. Sontak Aisyah menghentikan langkahnya.


"Daffa, apa maksud kamu? Kamu sudah berkeluarga, apa nanti kata orang yang mengenal aku, bisa2 aku dibilang pelakor," kata Aisyah berusaha mengingatkan Daffa.


"Aku tersiksa Aisyah....aku masih sangat mencintai kamu," ucap Daffa sembari menangis dan menggapai tangan Aisyah kemudian menggenggamnya.


"Jangan sentuh aku, lepas !" Teriak Aisyah berusaha melepaskan genggaman tangan Daffa.


Tiba2 sebuah pukulan telak mengenai wajah Daffa hingga membuatnya tersungkur. Daffa berusaha bangkit sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.


"Jangan ganggu dan jangan sentuh Aisyah," ucap laki2 yang memberikan bogem mentah pada Daffa. Laki2 itu tidak lain adalah Adam.


"Mas Adam?" Lirih Aisyah memanggil.


"Siapa kamu, jangan ikut campur urusanku !" bentak Daffa dengan nada tinggi.


"Jika kamu berani menyentuh Aisyah, itu akan menjadi urusanku !" jawab Adam dengan nada tidak kalah tinggi.


Kembali Adam hendak mengirimkan kepalan tangannya kewajah Daffa, tapi Aisyah buru2 mencegahnya.


"Sudah Mas, jangan, cukup," teriak Aisyah sambil menangis. "Ayo kita pergi," ajak Aisyah pada Adam sembari berjalan kearah mobil Adam dan masuk tanpa disuruh.


**********


"Siapa dia Aisyah?" Tanya Adam begitu mobil sudah melaju. Sesekali Adam memandang Aisyah yang tampak masih menangis. "Kamu gak papakan?" Tanya Adam lagi.


"Gak papa Mas," jawab Aisyah sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya.


"Siapa laki2 itu?" Tanya Adam lagi karena merasa pertanyaannya yang ini belum dijawab.


Aisyah hanya menunduk tanpa menjawab, dia bingung harus menjawab apa. Apakah harus dia katakan bahwa itu adalah mantannya yang telah mengkhianatinya??


"Aisyah..." 


"Eee...teman Mas," jawab Aisyah gugup.


-----Next-----part 17

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan art 15

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 15


Aisyah mengompres memar dikeningnya menggunakan air hangat yang disiapkan oleh Adam, dia tampak meringis menahan sakit. Sesekali juga dia tampak tersenyum karena atasannya yang cool itu sudah beralih profesi menjadi asisten pribadinya.


Sementara Adam hanya memperhatikannya dengan wajah cemas. Gadis itu sungguh telah membuatnya bertekuk lutut dan meletakkan keangkuhan karena ketampanan, kekayaan dan jabatannya. Ironis sekali, seorang playboy tampan dan kaya kini menjadi budak cinta.


"Mas Adam, sebaiknya Mas pulang aja, aku udah gak papa kok," kata Aisyah sembari meletakkan handuk kecil yang digunakannya untuk mengompres memarnya dibaskom kecil berisi air hangat.


"Oke kalau kamu merasa udah baikkan, Mas pulang dulu ya," 


"Iya Mas, makasih ya udah peduli sama aku," tutur Aisyah.


Adam hanya tersenyum dan segera berlalu sembari merogo kunci mobil disaku jeansnya, kemudian menghilang dibalik pintu.


"Mas" tiba2 Aisyah memanggilnya.


Yes, dengan segera Adam kembali melongok kedalam kamar, mungkin Aisyah berubah pikiran dan menyuruhnya untuk tinggal lebih lama.


"Tolong pintu yang rusak karena Mas dobrak tadi dibetulin dulu ya," kata Aisyah sambil nyengir kuda 😁

Oh no....kirain 


**********


"Pagi Pak," sapa seorang security begitu Adam sampai dikantor tempatnya bekerja.


"Pagi" jawab Adam singkat sembari melepas kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Penampilannya sungguh mengundang decak kagum bagi kaum hawa yang memandangnya. 


Adam langsung menuju keruang kerjanya, diatas mejanya telah menumpuk beberapa map dan surat2. "Huuf" Adam menghempaskan pantatnya dikursi. Dia tampak tidak bersemangat, apalagi dia tau kalau Aisyah tidak masuk kerja hari ini.


Sungguh kehadiran Aisyah sangat memenuhi fikirannya, apalagi pernyataan cintanya belum mendapat jawaban. "Aisyah" gumamnya lirih. Adam terlihat memejamkan matanya berusaha mengusir bayangan gadis itu.


"Kamu belum jujur Dam," tiba2 terdengar suara bisikan.


Adam segera membuka matanya dan menyapu seluruh ruangan dengan pandangan. Dia tampak sedikit ketakutan. "Indah" Adam memanggil.


"Iya Dam, jujurlah...akuikah aku dan anakmu," terdengar suara bisikan lagi.


"Indah, aku mohon jangan Indah, aku gak bisa," kata Adam sembari menoleh kekanan dan kekiri mencari sumber suara. "Aku akan makin sulit mendapatkan hati Aisyah nantinya," tambah Adam.


"Jujurlah...kami hanya ingin diakui," 


Kemudian terdengar suara tangisan bayi yang begitu nyaring. Adam menutup kedua telinganya sambil menangis. "Indah, aku mohon Indah, jangan hukum aku seperti ini. Ampuni aku Indah," ratap Adam.


"Tok..tok..tok.." terdengar ketukan dipintu.

"Permisi" suara lembut yang begitu dikenal oleh Adam.


"Aisyah" Adam segera berlari kearah pintu dan membukanya. Benar saja, gadis cantik dengan hijab berwarna biru itu sudah berdiri didepan pintu ruang kerjanya dengan wajah terkejut.


"Mas Adam, kok repot2 bukain pintu?" Tanya Aisyah terheran2.


Yang ditanya hanya bengong seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu ada didepan matanya sembari memeluk map didadanya yang selalu tertutup hijab.


"Mas" Aisyah memanggil sambil melambaikan tangannya berusaha menyadarkan atasannya itu dari lamunan.


"Aisyah" panggil Adam lirih.


"Iya Mas,"


"Kok kamu kerja, bukannya Mas suruh istirahat dirumah?" Kata Adam kecewa bercampur bahagia.


"Sudah baikkan Mas, gak betah dirumah gak ada kerjaan," jawab Aisyah sambil tersenyum. Duh...senyumnya itu loh yang menghanyutkan Adam sampai kelaut 😂


**********


Saat jam istirahat, Adam mengajak Aisyah untuk makan diresto seafood seberang kantor.


"Maaf Mas, bukannya aku gak mau, tapi gak enak sama teman2 yang lain," jawab Aisyah, karena sudah sering dia mendapat sindiran dari teman2 kerjanya terutama Dina. Sebab sepertinya Dina menaruh hati pada Adam. Kedekatan Adam dengan Aisyah membuat Dina cemburu.


"Aisyah...please," Adam memohon dengan wajah menghiba.


Bila sudah seperti itu, Aisyah tidak akan tega menolak lagi. Dengan berjalan kaki mereka pergi keresto seafood itu.


Adam memandang kening Aisyah yang memar karena tragedi semalam. Ingin rasanya dia mengusap luka itu atau bila perlu mengecupnya untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi apalah daya...mungkin pukulan menggunakan tas yang akan diterimanya. Nasib..

Nasib...😢


**********


"Aisyah, apa kamu sudah bisa memberi jawaban atas pernyataan cinta Mas sekarang? Mas benar2 butuh kepastianmu," kata Adam setelah mereka selesai makan. Mata Adam memandang penuh harapan.


Aisyah menunduk, dia tampak berfikir, entah jawaban apa yang akan diberikannya. Rasa suka itu memang ada, tapi dia takut kecewa untuk yang kedua kalinya. Rasa sakit dihatinya belum sepenuhnya hilang saat dia ditinggal menikah oleh kekasihnya yang ternyata telah menghamili gadis lain. Tanpa sadar air mata menitik dari sudut matanya.


"Aisyah, Mas minta maaf kalau Mas terkesan memaksa," tutur Adam menyesal begitu dilihatnya air mata Aisyah yang jatuh menetes.


"Enggak Mas, ini bukan salah Mas Adam," jawab Aisyah sambil terus menitikkan air mata. 


"Jadi, kenapa kamu menangis Aisyah?" Tanya Adam.


"Aku masih butuh waktu Mas, tolong mengerti aku," jawab Aisyah sembari sekilas menatap wajah tampan atasannya itu.


"Baik Aisyah, Mas gak akan memaksa, Mas akan menunggu sampai kamu siap menjawabnya," tutur Adam.


**********


Aisyah tidak dapat tidur memikirkan Adam, bayang2 cinta masa lalunya selalu hadir memenuhi isi kepalanya. Pengkhianatan yang dia dapatkan sungguh teramat menyakitkan. Bahkan sekedar untuk melanjutkan hiduppun dia merasa berat.


"Mas Adam, jawaban apa yang akan aku beri Mas?" Gumam Aisyah lirih.


----Next----


Terimakasih buat reader sekalian yang sudah bersabar hati menunggu kelanjutan dari cerita ini. Sungguh saya sangat tersanjung dengan apresiasi yang luar biasa ini. Ingat !! Selalu tinggalkan jejak, karena like dan komen reader sekalian adalah penyemangat saya selaku penulis (kaleng2)

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part 14

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 14


Adam dan Yudi bergegas pergi kekostan yang dulu ditempati oleh Indah. Lebih kurang 1 jam mereka tiba disana. Tanpa turun dari mobil, Adam memperhatikan rumah kost itu dengan mata yang merah menahan air mata, kostan yang menjadi saksi bisu tragedi cinta buta dan kekejamannya.


"Kamu tunggu disini dulu ya Dam, biar aku yang kesana," kata Yudi kemudian bergegas turun menuju kerumah kostan nomor 13. 


"Permisi...permisi..." Yudi mengetuk pintu. Tidak ada sahutan, sepertinya kostan ini kosong. Yudi berusaha mengintip dari jendela, terlihat sepi tanpa penghuni. Yudi segera kembali kemobil menemui Adam.


"Gimana Yud, masih kosong?" Tanya Adam tampak tidak sabar.


"Sepertinya kosong Dam, dengan begitu akan mempermudah kita mengevakuasinya," kata Yudi bersemangat. Yudi langsung menghubungi orang yang akan membantu mereka mengangkat jenazah Indah dan seorang ustad yang akan membantu proses pemakamannya nanti.


Tidak begitu lama, orang yang akan membantu mereka sudah datang,  Adam segera menunjukkan letak sumur  tua itu. Agak sulit mengevakuasinya, karena sumur itu lumayan dalam, tapi untung saja tidak ada airnya.


Setelah bersusah payah, akhirnya jenazah Indah dapat diangkat. Adam terduduk lemas sembari menangis menyaksikan tubuh Indah yang hanya tinggal tulang belulang.


"Maafkan aku Indah...ampuni aku..." ucap Adam penuh penyesalan.


"Sudah Dam, yang sudah terjadi tidak bisa disesali, yang terpenting sekarang adalah kamu mau bertobat dan bertanggung jawab," kata Yudi berusaha menenangkan Adam.


Dengan langkah gontai, Adam meninggalkan tempat itu dirangkul oleh Yudi sahabatnya. 


Proses pemakaman jasad Indah telah selesai dilakukan dengan bantuan seorang ustad. Adam kembali tersungkur dan menagis tersedu dipusara orang yang telah disakitinya itu. "Indah maafkan kekhilafanku, aku menyesal Indah, benar2 menyesal," ratap Adam sembari memeluk nisan Indah.


"Sudah Dam, hari mulai gelap, ayo kita pulang," ajak Yudi sembari mengangkat bahu Sahabatnya itu.


Diperjalanan pulang, Adam hanya diam, fikirannya mengembara jauh entah kemana. Sesekali terlihat dia memukul2 kening dengan genggaman tangannya.


"Semoga dengan ini teror Indah akan berakhir ya Dam," kata Yudi berharap.


"Kalau," jawab Adam singkat, dia tampak kurang yakin.


"Kamu harus optimis Dam, jangan pesimis gitu. Kita sudah susah payah loh," kata Yudi menasihati.


*********


Hari sudah malam ketika mereka sampai dirumah Adam. Yudi berniat menginap untuk menemani sahabatnya itu. Mereka berbincang hingga larut malam, sepertinya Adam tidak akan bisa tidur lagi malam ini.


Bik Iyem datang membawakan 2 cangkir kopi dan sepiring pisang goreng. Dia terlihat mengantuk karena hari memang sudah malam.


"Bik Iyem tidur aja, sudah malam," ujar Yudi merasa kasihan.


"Iya Mas," jawab Bik Iyem kemudian berlalu pergi.


Sepertinya malam ini sudah aman, tidak ada sedikitpun gangguan yang dialami oleh Adam. Hingga pukul 4 pagi, Adam dan Yudi baru tidur. Apakah benar2 sudah aman?


"Indah, jangan Indah, aku mohon jangan sakiti Aisyah, dia tidak tau apa2,"  Adam memohon sambil berlutut dikaki sosok menakutkan itu.


"Apakah kau tidak mencintaiku lagi Dam? Jika kau memilih Aisyah, bagaimana dengan aku? Dengan anak kita?" Kata sosok itu.


"Indah, kita sudah berbeda alam, tidak mungkin kita  bersatu," kata Adam berharap Indah mau mengerti. 


"Tapi aku mencintaimu Dam, sangat mencintaimu," sosok itu menangis tersedu. "Tidak mungkin bagiku untuk membunuhmu, tapi membunuh gadis itu, itu mungkin," katanya dengan nada mengancam.


"Jangan Indah, aku mohon jangan..." Adam berteriak.


"Adam, kenapa Dam?" Yudi membangunkan Adam yang menjerit2.


Seketika Adam membuka matanya, keringatnya mengucur deras. Nafasnya tampak tersengal2. Berulangkali dia mengusap peluh yang mengalir diwajahnya. "Aisyah..." ucapnya dengan nada khawatir.


"Kamu mimpi Dam?" Tanya Yudi.


"Aku harus menghubungi Aisyah," kata Adam tanpa menjawab pertanyaan Yudi. Segera Adam mengambil ponsel yang tergeletak disampingnya. Dicarinya kontak Aisyah, kemudian dia meneleponnya. Tidak aktif, Adam tampak sangat panik.


Segera dia melompat dari tempat tidur dan menyambar kunci mobil yang tergeletak dimeja. Dengan berlari2 dia keluar meninggalkan Yudi yang tampak bingung.


Adam mengendarai mobil dengan tidak melepaskan injakan kakinya dari pedal gas. Menyusuri jalanan yang masih sepi menuju rumah Aisyah. Sesampainya disana, terdengar jeritan Aisyah.


"Aisyah...Aisyah...," Adam memanggil2 dari depan pintu. Dengan segenap tenaganya, Adam mendobrak pintu rumah Aisyah. Pintu itupun akhirnya terbuka, Adam segera berlari masuk untuk menolong pujaan hatinya itu.


Terlihat Aisyah tergeletak dilantai kamarnya, dia tidak sadarkan diri dengan luka memar dikeningnya.


"Aisyah !" Teriak Adam sembari mendekati tubuh lunglai itu. Dia bingung harus berbuat apa, untuk membopongnya dia tidak berani, karena Aisyah tidak mau bila disentuh seorang laki2. "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan," teriak Adam. 


Adam bersimpuh disamping Aisyah sambil menangis dan sesekali mengusap wajahnya. "Aisyah, tolong sadar Aisyah, tolong jangan buat aku menyentuhmu," ucap adam. Tiba2 Adam teringat sesuatu, "minyak kayu putih," gumamnya lirih. Segera Adam bangkit dan mencari2 benda itu dimeja rias Aisyah, namun tidak ada. Dilihatnya tas yang biasa dibawa Aisyah kekantor tergantung didinding, mungkin disitu. Ternyata apa yang dia cari memang ada didalam tas itu.


Segera Adam membuka tutup botol itu dan mendekatkannya dihidung Aisyah. Tidak lama kemudian, Aisyah membuka matanya.


"Aaahhh...," teriak Aisyah begitu dilihatnya Adam ada disampingnya. "Apa yang Mas lakukan?" Tanya aisyah sambil berusaha duduk.


"Enggak Aisyah, Mas gak ngapa2in kamu," jawab Adam gugup. "Mas berani sumpah Aisyah, Mas gak menyentuh tubuhmu," katanya lagi.


Aisyah berusaha berdiri dengan berpegangan pada meja yang ada didekatnya, dia tampak lemas dan terhuyung seakan hendak terjatuh.


"Aisyah," Adam terkejut, dia berusaha menangkap tubuh gadis itu tapi diurungkannya, dari pada dapat masalah baru.


Dengan berpegangan pada meja dan lemari, akhirnya Aisyah sampai juga ditempat tidurnya. Dia duduk disana sembari memegang pelipisnya yang terasa sakit.


"Mas ambilin air hangat untuk kompres luka kamu ya," kata Adam sambil berlalu pergi, tidak lama kemudian dia kembali lagi. "Aisyah, dapur sebelah mana ya?" 😅


----Next----part 15

Ceita Horor | Pembalasan sang Mantan part#13

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 13


Kembali mereka menyusuri jalan yang waktu itu pernah mereka lewati. Jalanan yang begitu sepi, apalagi malam seperti ini. Sesekali Yudi memperhatikan wajah sahabatnya itu. Sahabat yang banyak membantunya setiap kali dia ada masalah, terlebih masalah keuangan. 


"Dam, optimis ya, jangan putus asa," ucap Yudi membuka pembicaraan, karena dari tadi mereka hanya diam saja sibuk tenggelam dalam fikirannya masing2.


Adam hanya menoleh sekilas kearah Yudi dengan tidak menjawab atau sekedar mengangguk sebagai respon ucapan sahabatnya itu. Tampak sekali dia mengalami syok yang luar biasa.


"Maaf Dam, apa gak sebaiknya kamu mengakui kesalahanmu dimasa lalu?" Kata Yudi yang memang sudah mengetahui rahasia hidup Adam. Karena memang tak sedikitpun ada rahasia diantara mereka.


Seketika Adam menoleh kearah Yudi, nampak dia terkejut dengan usulan sahabatnya itu. Mengakui kesalahannya sama saja dengan bunuh diri. Karena akan semakin sulit dia untuk mendekati Aisyah Putri Cahyani, wanita yang sangat diinginkannya untuk menjadi kekasihnya.


"Gila kamu Yud, bisa2 aku tambah sulit untuk mendapatkan cinta Aisyah," jawab Adam tidak setuju dengan usul Yudi. "Aisyah gak seperti cewek2 lain yang aku dekati selama ini, dia beda. Buktinya sampai sekarang dia belum menjawab pernyataan cintaku. Kalau gadis lain gak perlu menunggu sudah langsung diiyakan," tambah Adam lagi.


Yudi hanya diam saja mendengar perkataan sahabatnya itu. Dia tau betul perasaan Adam. Adam yang dia kenal selama ini belum pernah menjadi pengemis, pengemis cinta. Gadis bernama Aisyah itu sudah mampu membuat Adam berlutut dalam kesombongan karena ketampanan dan kekayaanya.


Tiba2 saja mesin mobil mati, apa mungkin kehabisan bensin? Mana mungkin, mobil Adam selalu full tank.


"Ada apa Yud?" Tanya Adam kemudian.


"Gak tau nih Dam, tiba2 aja mati," jawab Yudi sembari mencoba mengstarternya. Berkali2 mencoba tapi tetap tidak bisa. Akhirnya Yudi turun diikuti Adam untuk memeriksa mesin. 


"Gak ada masalah," kata Yudi sesaat setelah mengotak atik mesin mobil. Yudi terlihat bingung harus berbuat apa, sementara Adam duduk diaspal menekuk lutut sembari  meremas2 rambutnya yang nampak kusut.


"Indah....maafkan aku Indah....!" Teriak Adam sambil terus meremas2 rambutnya dan menangis. Dia tampak begitu syok. Tampak sekali penyesalan diwajah playboy itu.


Yudi sungguh tidak tega melihat sahabatnya itu. Belum pernah seumur hidupnya dia melihat Adam menangis, baru kali ini.


Tiba2 angin bertiup kencang menjatuhkan daun2 kering dari pepohonan yang ada disisi kiri dan kanan jalan. Tampak sesosok wanita berbaju putih melayang2 sembari menggendong bayi tertawa cekikikan.


"Hihihihihi...." suaranya begitu menakutkan membuat bulu kuduk meremang. Sosok itu turun tepat dihadapan Adam yang masih menangis. "Ini dosa dan kesalahanmu Dam, kau perlakukan aku dengan kejam !" Ucap sosok itu dengan nada tinggi.


"Maafkan aku Indah, aku benar2 menyesal," ucap Adam sambil terus menangis.


"Apakah penyesalanmu berguna untukku? Kata sosok itu.


"Indah ampuni aku..." ucap Adam lagi sembari bersimpuh dihadapan sosok yang menggendong bayi itu.


"Ini anak kita yang mati sebelum sempat aku melahirkannya, tidakkah kau merasa memilikinya? Dia buah cinta kita Dam, tidakkah kau menyayanginya," kata sosok itu sembari menangis.


Yudi yang menyaksikan itu semua ikut menitikkan air mata, sungguh dia kasihan dengan Indah, tapi dia juga tidak tega dengan Adam yang selalu diteror dan dihantui rasa bersalah dan penyesalan.


"Indah aku mohon, jangan hukum aku seberat ini, aku menyesal," kembali Adam memohon.


"Kalian mau kemana? kedukun? Untuk apa? Untuk mengusirku?" Tanya sosok itu sambil memandang kearah Adam dan Yudi bergantian. "Itu tidak akan bisa membuatku pergi, itu akan sia2. Aku begitu sakit dan menderita hidup terombang ambing didua dunia seperti sekarang ini, untuk membunuhmu aku tidak mampu, aku tidak memiliki kekuatan seperti itu, lagi pula...aku mencintaimu," ucap sosok itu sembari terus menangis. Tak lama kemudian sosok itu lenyap entah kemana.


Yudi segera berlari menghampiri Adam yang masih bersimpuh sambil menangis. "Ayo Dam, kita pulang. Aku tau solusinya Dam," kata Yudi sembari membantu Adam untuk berdiri.


**********


Yudi membawa Adam pulang kerumahnya, tidak tega rasanya bila harus membiarkan Adam seorang diri dirumahnya dalam keadaan seperti ini.


Adam terus saja melamun dengan tatapan mata kosong. Selalu terucap dari mulutnya "maafkan aku Indah" Saat menjelang pagi Adam baru bisa tertidur. Yudi membiarkannya untuk beristirahat, karena dia tau pasti Sahabatnya itu begitu lelah dan syok dengan semua kejadian yang dialaminya.


**********


Jam 8 pagi Aisyah sudah sampai dikantornya, dia seperti mencari2 seseorang. Mugkinkah Adam? Pandangannya menyapu keseluruh ruang yang ia lewati. "Permisi Pak, apa Pak Adam belum datang ya?" Tanya Aisyah pada seorang OB.


"Belum kayaknya Buk," jawab OB itu.


"Makasih ya pak," kata Aisyah 


OB itu hanya mengangguk sambil teesenyum kemudian kembali meneruskan pekerjaannya.


"Gak biasanya Mas Adam belum berangkat jam segini," gumam Aisyah lirih.


"Ehm, cari siapa Neng," tanya Dina (rekan kerja Aisyah) dengan pandangan mata menyelidik. "Cari Pak Manager ya?" Tambahnya lagi. "Menurut kabar sih beliau sedang sakit jadi gak masuk kerja hari ini," kata Dina lagi.


"Sakit," ucap Aisyah lirih. Tapi semalam setelah mengantarnya pulang Adam tampak baik2 saja, kenapa tiba2 bisa sakit?. Seharian ini Aisyah nampak tidak konsentrasi, fikirannya selalu tertuju pada atasannya itu. 


**********


"Ayo Dam, kita harus bertindak sekarang, ini untuk kebaikan kamu," kata Yudi pada Adam sesaat setelah Adam bangun tidur dan mandi.


"Apa yang akan kita lakukan Yud? Kedukun?" Tanya Adam.


"Gak Dam, kita harus kekostan Indah yang dulu, mencari jasadnya dan memakamkannya dengan layak," jawab Yudi menjelaskan.


"Apa? Gak salah dengar aku Yud? Apa kamu sudah gila?" Ujar Adam tidak percaya dengan usulan Yudi.


"Itu satu2nya jalan Dam, kita harus menyempurnakan pemakaman Indah," kata Yudi dengan yakin. "Masalah kamu mau mengakui kesalahan kamu dimasa lalu pada Aisyah atau tidak, itu urusan kamu," tambah Yudi lagi.


Adam tampak berfikir...


"Ayolah Dam, percaya sama aku, ini untuk kebaikan kalian," bujuk Yudi.


"Baiklah, ini untuk Indah, anakku dan Aisyah,"  kata Adam menyetujui usulan Yudi


-----NEXT----'part 14

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan #12

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 12


Lelah dan mengantuk dirasakan oleh Aisyah. Adam menawarkan untuk mengantarnya pulang. Tentu saja Aisyah tidak menolaknya. Langkah Aisyah yang agak sempoyongan membuat Adam tertawa tertahan.


"Kenapa Mas?" Tanya Aisyah sembari memperhatikan Adam yang menyembunyikan tawa dibalik telapak tangannya.


"Gak papa kok," jawab Adam singkat sembari berusaha menahan tawanya. Sepertinya gadis ini sangat lelah dan mengantuk sekali. Selain jalannya yang sempoyongan, matanya juga terlihat sayu.


Sesampainya dimobil, Adam langsung membukakan pintu untuk Aisyah. Saat Aisyah hendak melangkah masuk, tiba2..."Aaahhhhh...," Aisyah berteriak ketakutan dan melangkah mundur, dia melihat sosok kuntilanak yang menggendong bayi itu duduk didalam. Tanpa sadar, Aisyah memeluk Adam yang masih memegang handle pintu mobil.


"Kenapa Aisyah?" Tanya Adam bingung. Dia membalas pelukan Aisyah dengan mengusap2 punggungnya.


Ketika sadar, Aisyah segera melepaskan pelukannya dan mendorong Adam hingga atasannya itu terhuyung kebelakang. Aisyah menangis, entah apa maksud tangisannya itu. Menangis ketakutan atau menangis karena telah bersentuhan dengan Adam.


"Maaf, Mas gak ada maksud melecehkan kamu Aisyah," kata Adam penuh penyesalan. Dia merasa sangat bersalah.


Aisyah terus saja menangis sembari mendekap bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya. Dia merasa sangat kotor sebab tidak dapat mengendalikan diri karena rasa ketakutannya.


"Gak Mas, Mas Adam gak salah, ini memang kesalahanku," kata Aisyah tertunduk.


"Ya udah, ayo Mas antar pulang," kata Adam.


Diperjalanan pulang, mereka berdua saling membisu, hanya suara batuk Adam yang sesekali terdengar.


"Awas Mas !" Tiba2 Aisyah berteriak sambil menutup kedua telinganya. 


Adam terkejut dan seketika menginjak rem. "Ciiittt" terdengar bunyi ban mobil yang direm mendadak. Untung keduanya memasang sabuk pengaman sehingga tidak terjadi benturan.


Aisyah masih menutup kedua telinganya dengan tangan dan menunduk seolah dia barusan melihat sesuatu yang menakutkan.


"Kenapa Aisyah?" Tanya Adam kemudian memandang kesekitar memastikan tidak ada apa2. Jalanan tampak sepi, tidak ada satupun kendaraan yang mereka jumpai. 


"Mas Adam gak lihat tadi didepan ada orang?" Aisyah balik bertanya.


"Orang? Enggak"  jawab Adam dengan yakin. Karena dia memang tidak pernah memalingkan pandangannya sedikitpun dari jalan. "Mungkin kamu salah lihat Aisyah, kamu capek dan ngantukkan? Tanya Adam.


"Maaf Mas, fikiranku kacau," jawab Aisyah menyesal. Karena dia, orang lain hampir saja celaka.


**********


Diperjalanan pulang, tiba2 terdengar suara berbisik ditelinga kiri Adam.

"Kamu mencintai wanita itu Dam? Kamu tidak takut dia celaka? Atau mungkin nyawamu sendiri yang akan melayang." 


Adam melihat kekiri dan kebelakang, mencoba mencari sosok yang berbisik itu. Tidak ada siapa2...ini tidak bisa dibiarkan berlarut2. Dia harus melakukan sesuatu. Adam mengurungkan niatnya untuk pulang, dia mengambil ponsel dari saku celananya dan segera menghubungi Yudi.


Sesampainya dirumah Yudi, ternyata sahabatnya itu sudah menunggunya diteras. Yudi mengambil alih kemudi karena dilihatnya Adam syok berat, tidak memungkinkan untuk menyetir sendiri.


"Jadi gimana Dam? Cari orang pintar?" Tanya Yudi dengan tatapan mata masih fokus kejalan.


"Iya," jawab Adam sambil mengangguk lesu. "Aku gak mau terjadi apa2 sama Aisyah, aku sangat mencintai dia, apapun akan aku lakukan untuk melindungi dia," tambah Adam.


Next...part #13

Selasa, 23 Maret 2021

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan part #11

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 11


Seperti biasa, setiap pagi Aisyah harus berjalan sampai diujung jalan untuk menunggu kendaraan umum yang lewat. Sebenarnya dia mempunyai sepeda motor, tapi karena dulu pernah jatuh, dia jadi trauma. Lama menunggu, belum ada satupun angkutan umum yang lewat.


Tiba2 berhenti tepat didepannya sebuah mobil yang sangat dikenalnya, mobil Pak Adam, eh...Mas Adam. Adam turun dari mobilnya dan berjalan mendekati Aisyah. "Ayo berangkat bareng," ajak Adam sambil membuka kaca mata hitam yang dipakainya 😎


"Loh Mas, rumah Mas kan gak lewat sini," tanya Aisyah lugu 😊


"Memang sengaja Mas mau jemput kamu," jawab Adam santai. 


Aisyah melongo sambil membesarkan matanya yang sipit. Apa dia lupa kalau semalam Adam menembaknya? Ya walaupun dia belum memberikan jawaban. Tapi setidaknya Adam akan selalu berusaha mencari perhatiannya 😂 yah begitulah cowok kalau ada maunya.


"Ayo," ajak Adam sembari membukakan pintu mobil untuk Aisyah. 


Diperjalanan, Adam suka mencuri2 pandang pada gadis yang ada disampingnya, tapi yang dipandang seakan tidak perduli.


"Ehm..." Adam berdehem untuk pendapat perhatian dari Aisyah. Benar saja, Aisyah menoleh dan memperhatikannya. Mungkin didalam hatinya mengagumi ketampanan Adam, MUNGKIN...


"Aisyah, tidur jam berapa semalam," tanya Adam basa basi, karena dia gak tau harus mgomong apa.


"Gak tidur Pak," jawab Aisyah.


"Loh kok Pak lagi sih, memangnya Mas terlihat setua itu ya?" Kata Adam sambil tertawa.


"Maaf Mas lupa, belum biasa," jawab Aisyah sambil tersenyum. 


Duh manisnya senyum Aisyah....jadi meleleh Adam dibuatnya. Hijab warna hitam yang dia pakai membuat wajahnya makin terlihat putih bersih. 


"Btw kok gak tidur?" Tanya Adam mengingat jawaban Aisyah tadi.


"Gak bisa tidur Mas," jawab Aisyah sambil menunduk.


Adam berfikir, apakah Aisyah tidak bisa tidur karena dia? Seandainya benar, alangkah merasa bersalahnya Adam pada gadis pujaan hatinya itu.


"Karena aku ya?" Tanya Adam sembari melirik Aisyah.


"Enggak...enggak kok Pak, eh Mas...," jawab Aisyah gugup. Tapi boong 😁


**********


Sesampainya dikantor, semua mata tertuju pada Adam dan Aisyah yang tampak berangkat bersama. Aisyah merasa sangat malu dengan kejadian ini, apalagi dia masih baru kerja disini.


"Karyawan baru udah berani deketin Manager," sindir seorang wanita yang selalu berpakaian seksi. "Ngaca dong, pantes apa gak kira2," tambahnya lagi.


Aisyah hanya menunduk tanpa menjawab sindiran dari  rekan kerjanya itu. Hatinya sungguh sedih. Tak terasa air matanya menitik membasahi kertas yang ada dimeja kerjanya.


"Aisyah," tiba2 Adam sudah berdiri disampingnya.


"Kamu Dina, jaga ucapan kamu ya," maki Adam sembari menunjuk kearah perempuan yang melontarkan sindiran pada Aisyah.


"Maaf Pak," jawab Dina sambil tertunduk.


"Aisyah, maaf ya gara2 Mas kamu jadi nangis," kata Adam pelan sembari mengambilkan tissu untuk Aisyah. Tapi Aisyah malah mengambil tissu sendiri dan membiarkan tissu yang disodorkan Adam padanya.


"Oke," kata Adam sembari mengusapkan tissu yang tidak laku itu kewajahnya sendiri.


**********


Karena akhir bulan, banyak karyawan yang lembur termasuk Aisyah. Adam membelikan makanan dan minuman untuk Aisyah, karena dilihatnya Aisyah tidak beranjak sedikitpun dari meja kerjanya untuk sekedar membeli makanan.


"Mbak Aisyah, ini dari Pak Adam," kata Ibu kantin seraya meletakkan sebuah bungkusan dimeja kerja Aisyah.


"Makasih Buk," ucap Aisyah sembari membuka bungkusan itu. 


"Jangan lupa makan ya," isi tulisan pada secarik kertas yang terselip diantara makanan itu. Aisyah nampak menatap kearah ruang kerja Adam. Dia menarik nafas panjang dan kembali membungkus makanan itu.


"Nina bobok...oh nina bobok...kalau tidak bobok digigit nyamuk..." terdengar suara nyanyian penghantar tidur buat anak2. Aisyah tampak menoleh kesamping dan kebelakang mencoba mencari tau siapa yang menyanyi. 


Namun semuanya tampak sedang serius mengerjakan tugasnya masing2. Apa cuma aku yang dengar? Pikir Aisyah. Kembali Aisyah mengerjakan tugasnya yang masih menumpuk. Satu persatu karyawan berpamitan pulang, termasuk Dina , dia sudah selesai dengan pekerjaannya.


Tinggal Aisyah dan seorang lagi yang belum pulang, jam sudah menunjukkan pukul 23.00


"Ayo duluan," kata Alex, orang yang terakhir bersama Aisyah.


"Silahkan," jawab Aisyah yang mulai dirundung rasa takut. Tapi kenapa harus takut? Toh ada satpam yang berjaga selama 24jam.


"Dia Ayah dari anakku," tiba2 terdengar suara bisikan ditelinga Aisyah. Sontak Aisyah menoleh, tidak ada siapa2. Bulu kuduknya meremang karena takut. 


"Aisyah," panggilan itu mengejutkannya.


Ternyata Adam juga baru keluar dari ruang kerjanya. Aisyah bisa bernafas dengan lega sekarang.


"Belum selesai?" Tanyanya kemudian.


"Belum Mas sedikit lagi," jawab Aisyah tanpa memalingkan pandangannya dari berkas2 yang ada dimejanya.


"Mari biar Mas bantu," kata Adam sembari menarik kursi yang ada didekat situ.


Aisyah tidak menolaknya, karena dia sudah merasa sangat lelah dan mengantuk sebab semalam tidak bisa tidur. Akhirnya selesai juga, Aisyah dan Adam segera beranjak meninggalkan tempat kerja mereka.


Next...part 12

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan part #10

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 10


Dengan ditemani Yudi, Adam pergi keorang pintar agar bisa terlepas dari teror sang mantan. Mereka pergi hingga keluar kota dengan menyusuri jalan2 yang sepi dan melewati banyak hutan. Ditengah perjalanan, tiba2 kabut tebal bergerak turun menghalangi pandangan mata. Yudi yang menyetir mobil jadi tidak dapat melihat jalan dengan jelas.


"Gila nih Dam, kabutnya tebel banget," kata Yudi sambil berusaha memfokuskan pandangannya kejalan.


Adam hanya diam sambil menggigit ujung jari telunjuknya sebagai wujud kecemasannya. Terlihat dia beberapa kali memijit2 keningnya.


"Dam, gimana nih," tanya Yudi lagi.


"Balik," jawab Adam singkat.


"Kita sudah separuh jalan Dam, masa iya balik sih," Yudi tampak kurang setuju.


"Ini udah gak bener Yud, firasatku udah mulai gak enak," kata Adam sembari menggeleng2kan kepalanya.


Akhirnya Yudi memutar balik mobilnya. Diperjalanan mereka berdua banyak diam. Sesekali Yudi melirik kearah Adam yang sedari tadi menggigit2 bibirnya , dia nampak syok dengan semua kejadian yang menimpanya.


"Dam, jangan melamun gitu dong, pasti ada jalan," tutur Yudi berusaha menghibur. "Aku akan selalu membantu bila kamu butuh bantuan," tambahnya kemudian.


"Makasih Yud," jawab Adam singkat.


**********


Lamunan Adam terbawa sampai ketempat kerja, dia jadi tidak fokus. Entah apa saja yang diketiknya dilaptop, saat dia menyadarinya, screen laptop penuh dengan tulisan maaf Indah...

Adam mengusap wajah putihnya berkali2.


"Permisi," suara didepan pintu ruang kerjanya membuyarkan lamunannya.


"Masuk," jawab Adam sambil menatap kearah pintu. Ternyata wanita santun yang membuatnya serba salah yang muncul dari balik pintu. Wajah sendunya mampu membuat Adam sejenak melupakan masalahnya.


"Pak," sapa Aisyah sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.


"Eh Aisyah, sudah siap file2 yang saya suruh salin tadi," tanya Adam sembari tersenyum. "Ayo duduk dulu," Adam mempersilahkan.


"Sudah Pak," jawab Aisyah sambil duduk dan menyerahkan tugas2 yang dikerjakannya.


Adam nampak memeriksa lembar demi lembar file yang disodorkan Aisyah. "Cantik...," kata Adam kemudian.


"Cantik?" Aisyah mengulang perkataan Adam.


"Eh maksud saya, bagus," kata Adam tersipu dengan wajah sedikit memerah. Didekat Aisyah, Adam merasa tenang dan nyaman, seperti ada energi positif yang dia dapat. Kecantikan dan kesantunan Aisyah membuat Adam begitu tergila2.


**********


2 bulan telah berlalu, perasaan Adam terhadap Aisyah nampaknya tidak dapat ia tutupi lagi. "Aisyah, bisa saya minta waktu kamu sebentar ," tanya Adam suatu hari saat mereka berpapasan didepan kantor.


"Maaf Pak, ada perlu apa ya?" Aisyah balik bertanya dengan nada cemas. Sepertinya dia takut telah melakukan suatu kesalahan.


"Nanti malam saya mau ajak kamu makan diluar bisa?" Kata Adam dengan wajah tidak yakin kalau Aisyah bersedia.


Aisyah menatap wajah Adam dengan terkejut, terlihat dari mulutnya yang agak menganga. Mimpi apa dia semalam hingga diajak atasannya makan malam bersama. Lama Aisyah terdiam, entah apa yang ada dibenaknya saat ini.


"Bisa?" Kata Adam lagi mengulang pertanyaannya.


"Emmmm....Aisyah tampak berfikir.


"Kalau gak bisa juga gak apa2, saya gak akan memaksa," kata Adam kemudian.


"Jam berapa Pak?" Tanya Aisyah sambil sedikit memiringkan kepalanya kekiri.


Yes, dalam hati Adam, nampaknya ajakannya tidak akan ditolak.


"Sepulang kerja," jawab Adam dengan wajah sumringah.


"Baik Pak," jawab Aisyah sambil mengangguk.


**********


Disebuah tempat makan yang wah, Adam dan Aisyah hanya diam tak saling berkata. Baru kali ini Adam merasa canggung dihadapan seorang wanita. Setelah makanan yang mereka pesan sudah terhidang dimeja, baru ada kata yang terucap dari mulut Adam. "Ayo dimakan," 😁😁


Setelah selesai makan, Adam memberanikan diri mengutarakan isi hatinya.


"Aisyah, boleh saya berkata jujur sama kamu," kata Adam masih dengan menggunakan bahasa formal. Dia tampak memperhatikan wajah Aisyah yang selalu tertunduk.


"Iya pak," jawab Aisyah dengan tidak mengangkat wajahnya.


"Semenjak saya melihat kamu, seperti ada rasa yang berbeda dihati saya. Saya tidak tau pasti itu rasa apa. Tapi lambat laun saya baru sadar bahwa rasa itu adalah rasa nyaman," ucap Adam panjang lebar seperti jalan tol 😂


"Jadi maksud Bapak bagaimana ya?" Tanya Aisyah tidak mengerti atau pura2 tidak mengerti. Dia memberanikan diri menatap wajah atasannya yang ganteng abis itu 😎


Terlihat Adam menarik nafas panjang sebelum berkata, "saya menaruh hati sama kamu," jawab Adam. "Saya suka sama kamu," tambahnya lagi.


Bagai disambar petir disiang bolong Aisyah mendengar perkataan atasannya itu. Dia menatap wajah Adam tanpa berkedip sedikitpun. "Saya...? Bapak suka sama saya...?" Tanpa sadar Aisyah berkata.


"Iya Aisyah," jawab Adam singkat.


Aisyah menunduk dan diam begitu lama. Nampaknya dia berfikir keras. Entah jawaban apa yang akan diberikan pada atasannya itu.


"Aku gak memintamu menjawabnya sekarang, kamu bisa memikirkannya dulu, aku akan menunggu," kata Adam dengan mulai menggunakan bahasa non formal.


**********


Adam mengantar Aisyah sampai didepan rumahnya, rumah yang sederhana namun asri. Tidak seperti rumah mantan2nya dulu yang mewah.


"Terimakasih Pak sudah mengantar," kata Aisyah sebelum turun dari mobil.


"Aisyah, bisa gak mulai sekarang jangan panggil Pak," kata Adam keberatan.


Seketika Aisyah menoleh kearah Adam, wajahnya terlihat bingung dan sungkan.


"Panggil Mas atau Adam aja," tambahnya lagi.


"Iya M-as," jawab Aisyah agak canggung.


"Dan Mas nungguin jawaban kamu," kata Adam kemudian.


"Aku masuk dulu Mas," kata Aisyah sambil membuka pintu mobil. Dia segera turun dan berjalan kehalaman rumahnya tanpa menoleh lagi. 


Adam memperhatikannya sampai Aisyah benar2 sudah masuk kedalam rumah.


**********


Aisyah benar2 tidak dapat tidur malam ini, fikirannya mengembara jauh pada sosok Adam yang mengungkapkan perasaan suka padanya. Saat Aisyah sedang berfikir jawaban apa yang akan diberikannya pada Adam, tiba2 saja terdengar ketukan dijendela kamarnya.


"Tok...tok...tok..." ketukan itu terdengar sangat pelan. Aisyah tampak memasang kupingnya memastikan dia tidak salah dengar. Ketukan itu berulang2 dan makin lama makin keras. Jam didinding menunjukkan pukul 2 dini hari, tidak mungkin ada orang iseng jam segini.


Dengan penasaran, perlahan2 Aisyah turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah jendela. Dengan ragu dia menyibak hordeng. Dan apa yang dilihatnya?? Aisyah menjerit dan kembali menutup hordeng jendela kamarnya kemudian berlari naik ketempat tidur.


Sosok kuntilanak  menggendong bayi yang berlumuran darah berdiri tepat didepan jendela kaca kamar Aisyah. Aisyah membaca ayat kursi didalam hati, berharap sosok itu segera pergi. Semenjak dahulu, tidak pernah ada penampakan dirumahnya, baru kali ini.


Ketukan itu tidak ada lagi, mungkin dia sudah pergi pikir Aisyah. Namun Aisyah tidak dapat tidur lagi sampai hari menjelang pagi. Setelah sholat subuh, Aisyah menyempatkan diri untuk membaca surat Yasin untuk kedua orangtuanya yang sudah meninggal semenjak dia kecil. Aisyah mempunyai adik perempuan yang masih duduk dibangku SMA, namun adiknya itu tinggal dirumah neneknya yang ada diSurabaya.


Next... Part #10