Tampilkan postingan dengan label Cerita Horor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Horor. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Maret 2021

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part 18

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 18


Adam masih melamun diruang kerjanya sembari memainkan pulpennya. Fikirannya terus pada Indah yang selalu menuntut ingin diakui. Mana mungkin dia akan menceritakan masa lalunya yang kelam pada Aisyah, bisa2 dia kehilangan gadis yang dengan susah payah dia dapatkan.


"Indah, maafkan aku Indah...aku gak bisa cerita semuanya pada Aisyah," gumam Adam. Dia tampak bingung harus berbuat apa, bagai memakan buah simalakama...


"Triiing" tiba2 bunyi telepon mengejutkannya, hingga pulpen yang sedari tadi dimainkannya terjatuh dikolong meja kerjanya. "Ya" jawab Adam begitu mengangkat telepon.


"Maaf Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak," kata resepsionis memberitahu.


"Siapa?" Tanya Adam singkat.


"Namanya Bapak Daffa," jawab resepsionis itu.


"Daffa" Adam tampak berfikir, sepertinya dia tidak mengenal seseorang yang bernama Daffa. "Suruh masuk," kata Adam kemudian.


Sembari menunggu orang yang bernama Daffa itu, Adam mengambil pulpennya yang tadi terjatuh. Dan...deg...jantung Adam berdegup dengan kencang saat dia melihat kekolong meja kerjanya, ada darah disana. Adam mengurungkan niatnya, tapi karena rasa penasaran, kembali dia melihatnya. Tidak ada apa2, yang ada hanyalah pulpennya yang tergeletak disana. Dan segera Adam mengambilnya.


"Tok tok tok" terdengar ketukan dari pintu. Mungkin ini orang yang bernama Daffa, pikir Adam. "Masuk" kata Adam sembari melihat kearah pintu.


Setelah dipersilahkan, pintu dibuka dari luar dan masuklah seorang laki2 yang sepertinya Adam pernah melihatnya, tapi entah dimana dia tidak ingat.


"Selamat siang Pak Adam" sapa orang itu.


"Selamat siang," jawab Adam sembari mengingat2 dimana dia pernah bertemu orang ini. "Silahkan duduk" Adam mempersilahkan.


Sebelum duduk, orang itu memperkenalkan dirinya. "Perkenalkan Pak Adam, saya Daffa," ucapnya sembari mengulurkan tangannya, Adam segera menjabat uluran tangan orang yang bernama Daffa itu. "Kekasih Aisyah," tambahnya lagi. 


Adam terkejut saat orang itu mengatakan bahwa dia kekasih Aisyah. Dengan segera Adam melepaskan jabatan tangannya. "Maaf, anda kekasih Aisyah?" Adam bertanya seolah kurang yakin.


"Betul, saya Daffa kekasih Aisyah. Kita pernah bertemu sekali," jawabnya dengan percaya diri dan meyakinkan. "Walaupun pertemuan kita yang pertama meninggalkan kesan yang kurang mengenakkan," sambung Daffa.


"Maksud anda bagaimana ya, saya kurang mengerti," kata Adam tampak bingung.


"Apakah anda tidak ingat pernah memukul orang dipinggir jalan?" Kata Daffa mengingatkan.


"Oo jadi anda orang yang mengganggu Aisyah ya?" Kata Adam sambil mengangguk. "Perkenalkan, saya kekasih Aisyah yang baru," ucap Adam sembari mengulurkan tangannya.


"Anda jangan macam2 kalau tidak ingin menyesal," ancam Daffa dengan wajah yang memerah menahan amarah.


"Jangan mengancam saya ditempat saya, silahkan anda keluar sebelum saya panggil security," Adam balas mengancam.


"Baik Pak Adam, tapi urusan kita belum selesai," jawab Daffa kemudian pergi keluar dengan membanting pintu.


Adam memandang pintu yang dibanting oleh Daffa. "Sia**n" teriak Adam sembari memukul meja. Wajah putihnya memerah, dia tampak sangat marah. "Aisyah, apa benar kamu ada hubungan sama si Daffa itu," ucap Adam lirih.


**********


Diperjalanan pulang, Adam lebih banyak diam. Dia masih memikirkan Daffa dan pengakuannya tadi. Apa memang Daffa dan Aisyah mempunyai hubungan? Apa dia dijadikan pelarian oleh Aisyah?


"Mas Adam," Aisyah memanggil.


Adam hanya menoleh tanpa menjawab, kemudian pandangannya kembali lagi pada jalan yang dilaluinya. Pikirannya masih kacau dan penuh tanda tanya. Dia berfikir hanya dia yang mempunyai rahasia, ternyata Aisyah juga menyimpan sesuatu yang tidak diketahui olehnya. Ternyata prasangkanya selama ini benar, Ada yang dirahasiakan darinya.


"Mas" Aisyah kembali memanggil karena merasa tidak digubris.


"Iya sayang..." Adam menjawab sambil tersenyum, dia berusaha menutupi kegalauannya. "Kenapa?" Tanyanya kemudian.


"Kelihatannya gak seperti biasanya?" Kata Aisyah tampak curiga.


"Gak ada yang berubah sayang..." jawab Adam masih dengan senyumnya.


"Buktinya panggil aku sayang, biasanyakan gak gitu," kata Aisyah sewot.


"Oo iya ya? Lupa," jawab Adam sambil tertawa. Sementara Aisyah cemberut sembari memukul adam dengan tasnya.


----Next---- part 19


Makin dimari kesan horornya makin hilang ya guys...semoga reader setia saya tidak kecewa 😂😂🙏🙏

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part#17

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 17


Adam tidak berusaha menyelidik lebih jauh, walaupun dia tau Aisyah berbohong, ada sesuatu yang dia tutupi. Tapi itu memang haknya, siapalah Adam? Dia bukan siapa2 yang harus tau semua tentang masalah dalam hidup Aisyah. Sesekali Adam melirik gadis disebelahnya itu, gadis itu masih tertunduk sembari memainkan ujung hijabnya.


"Mas Adam," tiba2 Aisyah membuka suara tanpa memandang keorang yang dia ajak bicara.


"Ya" jawab Adam sembari menoleh kearah Aisyah yang masih saja menunduk.


"Apa Mas benar2 serius sama aku?" Tanya Aisyah masih dengan menunduk.


"Apa Mas tidak kelihatan serius?" Adam balik bertanya. Dia menatap gadis itu dengan seksama, kemudian kembali fokus melihat kejalan.


Aisyah memandang Adam sekilas kemudian kembali menunduk. Dia nampak sedang menyusun kata2. Lama dia terdiam dan sesekali melihat keluar jendela. "Mas bisa berjanji bahwa Mas tidak akan mengecewakan aku?" Kembali Aisyah bertanya.


"Aisyah, sebisa mungkin Mas akan menjaga kepercayaan dan kesempatan yang kamu beri, Mas janji," jawab Adam meyakinkan.


"Nanti saat jam makan siang temui aku dikantin Mas," kata Aisyah.


"Oke" jawab Adam sambil mengangguk.


**********


Adam tampak serba salah diruang kerjanya, dia kelihatan tidak sabar menunggu jam makan siang tiba. Entah apa yang akan dikatakan Aisyah, tapi dia yakin Aisyah akan menerima cintanya. "Aisyah..." gumam Adam sembari mondar mandir seperti setrikaan. Berkas dan surat2 yang menumpuk dimeja kerjanya tidak lagi dia hiraukan. Fikirannya selalu pada Aisyah, Aisyah dan Aisyah. Gadis itu sungguh membuatnya gila.


**********


Aisyah duduk disudut kantin sembari meminum es teh yang dipesannya. Sesekali dia melihat ke jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Adam belum muncul juga, ingin rasanya dia mengirim pesan melalui ponsel, tapi diurungkannya.


"Aisyah, maaf menunggu," tiba2 Adam datang dengan nafas yang turun naik, nampaknya dia terburu2 saat datang menemuinya. Segera dia duduk dikursi yang ada didepan Aisyah, sehingga mereka saling berhadapan.


"Mas Adam mau makan dan minum apa, biar aku yang traktir," kata Aisyah.


Adam tertawa mendengar perkataan Aisyah, "Masa cewek yang traktir cowok," 


"Kan aku yang ajak Mas kesini," kata Aisyah sambil ikut tertawa.


"Oke, ap tu yu lah..." jawab Adam masih sambil tertawa. Setelah makanan yang dipesan terhidang, mereka berdua segera menyantapnya.


Rasanya Adam tidak sabar menunggu apa yang akan disampaikan Aisyah, tapi dia tidak begitu menampakkannya dengan pura2 sibuk dengan ponselnya.


"Mas" Aisyah memanggil.


"Ya" jawab Adam. Yes, inilah saatnya, semoga saja sesuai dengan yang diharapkannya. Adam memandang wajah Aisyah yang sedang menatapnya. Belum pernah Aisyah menatapnya seperti ini, biasanya juga hanya sekilas kemudian menunduk, atau buru2 menatap kearah lain.


"Mas Adam betul2 bisa menjaga kepercayaanku?" Aisyah bertanya dengan mimik wajah yang serius.


"Mas janji Aisyah," jawab Adam penuh keyakinan.


"Aku ingin mencoba hubungan ini Mas, semoga saja Mas tidak ingkar janji," ucap Aisyah.


"Jadi maksud kamu, Mas diterima gitu?" Tanya Adam seperti orang bodoh. Matanya tampak berbinar dan wajahnya berseri2.


Aisyah hanya mengangguk sambil tersenyum. Adam terlihat sangat lucu dan tidak tampak seperti seorang Manager pada saat ini. Wajahnya....ampun...lucu pake banget 😂😂


"Terimakasih Aisyah," ucap Adam sembari mengulurkan tangannya bermaksud menggenggam tangan Aisyah. Tapi Aisyah buru2 menyingkirkan tangannya dari meja. "Sorry" ucap Adam kemudian. "Mas janji tidak akan mengecewakan kamu," tambahnya lagi.


**********


Kebahagiaan dirasakan pasangan yang baru jadian ini. Sejauh ini tidak ada kendala yang mereka hadapi. Tiba pada suatu malam, saat Adam mengantar Aisyah pulang, tiba2 sosok Indah duduk dijok belakang mobilnya sambil memangku seorang bayi.


Karena terkejut, Adam menginjak rem dengan tiba2 sehingga membuat Aisyah hampir terbentur kaca mobil karena tidak memasang sabuk pengaman.


"Ada apa Mas?" Tanya Aisyah terkejut.


Adam terus melihat kebelakang tanpa mengindahkan pertanyaan Aisyah. Wajahnya tampak pucat dan berkeringat.


"Mas" Aisyah kembali memanggil Adam yang nampak ketakutan.


"Akui aku dan anakmu Dam, itu permintaanku," kata sosok Indah.


"Aku, aku gak bisa Indah," jawab Adam terbata.


"Mas, apa maksudnya? Indah siapa?" Aisyah mencecar dengan pertanyaan. Dia ikut melihat kebelakang karena sedari tadi Adam selalu melihat kearah belakang.


"Akui aku dan anakmu Dam," kembali sosok Indah berkata.


"Aku...aku..." Adam terbata.


"Mas, ada apa sebenarnya?" Aisyah semakin penasaran. Dia yakin ada yang dirahasiakan darinya. Adam menyimpan sesuatu yang tidak diketahui olehnya.


-----Next-----part 18

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part#16

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 16


Aisyah menangis mengingat pengkhianatan yang telah dilakukan Daffa kekasihnya yang dulu. Saat pertunangan tengah berlangsung, datang seorang wanita dengan perut yang besar mengaku telah dihamili oleh Daffa. Dalam sekejap mata kebahagiaan berubah jadi nestapa, sakit dan malu yang tiada terkata.


Bayangan hidup bahagia hancur berkeping2 meninggalkan luka yang menganga dan bernanah. Dan luka itu terasa bagai tersiram air garam bila tanpa sengaja harus bertemu dengan Daffa dan anak istrinya. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bangkit dari kekecewaan dan keterpurukan.


Dan kini, hadir kembali seorang lelaki yang sedikit banyak telah menyita perhatiannya. Lelaki tampan dan mapan yang menjadi atasannya dan banyak dieluh2kan oleh wanita2 cantik dikantornya. Adam, nama itu kini bertahta dihatinya. Suka memang suka, dan cinta sepertinya mulai ada, tapi rasa takut dikecewakan tidak bisa pergi dari benaknya.


"Mas Adam, apakah Mas benar2 tulus mencintaiku? Apakah sudah pasti Mas tidak akan mengecewakanku?" Gumam Aisyah lirih sembari menatap kelangit2 kamar.


"Ungkap kebohongannya Aisyah," tiba2 terdengar bisikan ditelinga Aisyah yang membuat bulu kuduknya meremang.


"Siapa?" Teriak Aisyah sembari mencari2 asal suara. "Kebohongan siapa?" Kembali Aisyah bertanya. Namun tidak ada lagi suara, yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang memecah kesunyian.


**********


Dengan langkah gontai Aisyah berjalan menuju kehalte bis, sesekali dia tampak memeriksa ponselnya. Tidak begitu lama setelah dia tiba dihalte, bis yang ditunggu akhirnya datang dan berhenti tepat didepannya. Tidak ada kursi kosong, terpaksa Aisyah harus berdiri.


"Aisyah" tiba2 ada yang memanggilnya dari belakang. Seketika Aisyah menoleh dan hampir saja dia terkena serangan jantung ketika dia melihat siapa yang berdiri dibelakangnya.


"Daffa" gumam Aisyah lirih. Buru2 Aisyah membuang muka dan kembali memandang kearah depan. Dia benar2 tidak menyangka akan bertemu Daffa disini. Jantung Aisyah berdegup kencang seolah akan melompat keluar. Mimpi apa dia semalam sehingga harus bertemu kembali dengan Daffa.


"Aisyah, boleh kita bicara sebentar," tutur Daffa sembari berpindah kedepan Aisyah. Matanya terlihat menghiba dan seolah masih menyimpan cinta yang begitu besar pada Aisyah.


"Maaf, aku gak ada waktu," jawab Aisyah sambil memandang kearah lain. Sakit itu kembali hadir dan begitu menyesakkan dada.


"Aisyah aku mohon," ucap Daffa.


"Enggak" jawab Aisyah agak berteriak sehingga memancing penumpang yang lain untuk melihat kearah mereka berdua.


"Aisyah..."


"No...sorry" tukas Aisyah memotong perkataan Daffa yang belum selesai. "Kiri" teriak Aisyah kemudian pada sopir bis. Setelah menyodorkan ongkos kepada kernet bis, Aisyah buru2 turun.


Tidak disangka ternyata Daffa ikut turun dan mengejar Aisyah yang berjalan menyusuri trotoar. 

"Aisyah, please Aisyah, aku ingin bicara," teriak Daffa.


"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi Daffa, kita sudah tidak ada hubungan lagi semenjak dihari pertunangan kita dulu," ucap Aisyah sembari menahan air matanya yang hendak menetes. "Sebaiknya sekarang kamu fokus sama anak dan istrimu, mereka membutuhkanmu," tambah Aisyah.


"Aisyah aku mohon maafkan aku Aisyah," ucap Daffa sembari berlutut didepan Aisyah. Sontak Aisyah menghentikan langkahnya.


"Daffa, apa maksud kamu? Kamu sudah berkeluarga, apa nanti kata orang yang mengenal aku, bisa2 aku dibilang pelakor," kata Aisyah berusaha mengingatkan Daffa.


"Aku tersiksa Aisyah....aku masih sangat mencintai kamu," ucap Daffa sembari menangis dan menggapai tangan Aisyah kemudian menggenggamnya.


"Jangan sentuh aku, lepas !" Teriak Aisyah berusaha melepaskan genggaman tangan Daffa.


Tiba2 sebuah pukulan telak mengenai wajah Daffa hingga membuatnya tersungkur. Daffa berusaha bangkit sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.


"Jangan ganggu dan jangan sentuh Aisyah," ucap laki2 yang memberikan bogem mentah pada Daffa. Laki2 itu tidak lain adalah Adam.


"Mas Adam?" Lirih Aisyah memanggil.


"Siapa kamu, jangan ikut campur urusanku !" bentak Daffa dengan nada tinggi.


"Jika kamu berani menyentuh Aisyah, itu akan menjadi urusanku !" jawab Adam dengan nada tidak kalah tinggi.


Kembali Adam hendak mengirimkan kepalan tangannya kewajah Daffa, tapi Aisyah buru2 mencegahnya.


"Sudah Mas, jangan, cukup," teriak Aisyah sambil menangis. "Ayo kita pergi," ajak Aisyah pada Adam sembari berjalan kearah mobil Adam dan masuk tanpa disuruh.


**********


"Siapa dia Aisyah?" Tanya Adam begitu mobil sudah melaju. Sesekali Adam memandang Aisyah yang tampak masih menangis. "Kamu gak papakan?" Tanya Adam lagi.


"Gak papa Mas," jawab Aisyah sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya.


"Siapa laki2 itu?" Tanya Adam lagi karena merasa pertanyaannya yang ini belum dijawab.


Aisyah hanya menunduk tanpa menjawab, dia bingung harus menjawab apa. Apakah harus dia katakan bahwa itu adalah mantannya yang telah mengkhianatinya??


"Aisyah..." 


"Eee...teman Mas," jawab Aisyah gugup.


-----Next-----part 17

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan art 15

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 15


Aisyah mengompres memar dikeningnya menggunakan air hangat yang disiapkan oleh Adam, dia tampak meringis menahan sakit. Sesekali juga dia tampak tersenyum karena atasannya yang cool itu sudah beralih profesi menjadi asisten pribadinya.


Sementara Adam hanya memperhatikannya dengan wajah cemas. Gadis itu sungguh telah membuatnya bertekuk lutut dan meletakkan keangkuhan karena ketampanan, kekayaan dan jabatannya. Ironis sekali, seorang playboy tampan dan kaya kini menjadi budak cinta.


"Mas Adam, sebaiknya Mas pulang aja, aku udah gak papa kok," kata Aisyah sembari meletakkan handuk kecil yang digunakannya untuk mengompres memarnya dibaskom kecil berisi air hangat.


"Oke kalau kamu merasa udah baikkan, Mas pulang dulu ya," 


"Iya Mas, makasih ya udah peduli sama aku," tutur Aisyah.


Adam hanya tersenyum dan segera berlalu sembari merogo kunci mobil disaku jeansnya, kemudian menghilang dibalik pintu.


"Mas" tiba2 Aisyah memanggilnya.


Yes, dengan segera Adam kembali melongok kedalam kamar, mungkin Aisyah berubah pikiran dan menyuruhnya untuk tinggal lebih lama.


"Tolong pintu yang rusak karena Mas dobrak tadi dibetulin dulu ya," kata Aisyah sambil nyengir kuda 😁

Oh no....kirain 


**********


"Pagi Pak," sapa seorang security begitu Adam sampai dikantor tempatnya bekerja.


"Pagi" jawab Adam singkat sembari melepas kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Penampilannya sungguh mengundang decak kagum bagi kaum hawa yang memandangnya. 


Adam langsung menuju keruang kerjanya, diatas mejanya telah menumpuk beberapa map dan surat2. "Huuf" Adam menghempaskan pantatnya dikursi. Dia tampak tidak bersemangat, apalagi dia tau kalau Aisyah tidak masuk kerja hari ini.


Sungguh kehadiran Aisyah sangat memenuhi fikirannya, apalagi pernyataan cintanya belum mendapat jawaban. "Aisyah" gumamnya lirih. Adam terlihat memejamkan matanya berusaha mengusir bayangan gadis itu.


"Kamu belum jujur Dam," tiba2 terdengar suara bisikan.


Adam segera membuka matanya dan menyapu seluruh ruangan dengan pandangan. Dia tampak sedikit ketakutan. "Indah" Adam memanggil.


"Iya Dam, jujurlah...akuikah aku dan anakmu," terdengar suara bisikan lagi.


"Indah, aku mohon jangan Indah, aku gak bisa," kata Adam sembari menoleh kekanan dan kekiri mencari sumber suara. "Aku akan makin sulit mendapatkan hati Aisyah nantinya," tambah Adam.


"Jujurlah...kami hanya ingin diakui," 


Kemudian terdengar suara tangisan bayi yang begitu nyaring. Adam menutup kedua telinganya sambil menangis. "Indah, aku mohon Indah, jangan hukum aku seperti ini. Ampuni aku Indah," ratap Adam.


"Tok..tok..tok.." terdengar ketukan dipintu.

"Permisi" suara lembut yang begitu dikenal oleh Adam.


"Aisyah" Adam segera berlari kearah pintu dan membukanya. Benar saja, gadis cantik dengan hijab berwarna biru itu sudah berdiri didepan pintu ruang kerjanya dengan wajah terkejut.


"Mas Adam, kok repot2 bukain pintu?" Tanya Aisyah terheran2.


Yang ditanya hanya bengong seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu ada didepan matanya sembari memeluk map didadanya yang selalu tertutup hijab.


"Mas" Aisyah memanggil sambil melambaikan tangannya berusaha menyadarkan atasannya itu dari lamunan.


"Aisyah" panggil Adam lirih.


"Iya Mas,"


"Kok kamu kerja, bukannya Mas suruh istirahat dirumah?" Kata Adam kecewa bercampur bahagia.


"Sudah baikkan Mas, gak betah dirumah gak ada kerjaan," jawab Aisyah sambil tersenyum. Duh...senyumnya itu loh yang menghanyutkan Adam sampai kelaut 😂


**********


Saat jam istirahat, Adam mengajak Aisyah untuk makan diresto seafood seberang kantor.


"Maaf Mas, bukannya aku gak mau, tapi gak enak sama teman2 yang lain," jawab Aisyah, karena sudah sering dia mendapat sindiran dari teman2 kerjanya terutama Dina. Sebab sepertinya Dina menaruh hati pada Adam. Kedekatan Adam dengan Aisyah membuat Dina cemburu.


"Aisyah...please," Adam memohon dengan wajah menghiba.


Bila sudah seperti itu, Aisyah tidak akan tega menolak lagi. Dengan berjalan kaki mereka pergi keresto seafood itu.


Adam memandang kening Aisyah yang memar karena tragedi semalam. Ingin rasanya dia mengusap luka itu atau bila perlu mengecupnya untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi apalah daya...mungkin pukulan menggunakan tas yang akan diterimanya. Nasib..

Nasib...😢


**********


"Aisyah, apa kamu sudah bisa memberi jawaban atas pernyataan cinta Mas sekarang? Mas benar2 butuh kepastianmu," kata Adam setelah mereka selesai makan. Mata Adam memandang penuh harapan.


Aisyah menunduk, dia tampak berfikir, entah jawaban apa yang akan diberikannya. Rasa suka itu memang ada, tapi dia takut kecewa untuk yang kedua kalinya. Rasa sakit dihatinya belum sepenuhnya hilang saat dia ditinggal menikah oleh kekasihnya yang ternyata telah menghamili gadis lain. Tanpa sadar air mata menitik dari sudut matanya.


"Aisyah, Mas minta maaf kalau Mas terkesan memaksa," tutur Adam menyesal begitu dilihatnya air mata Aisyah yang jatuh menetes.


"Enggak Mas, ini bukan salah Mas Adam," jawab Aisyah sambil terus menitikkan air mata. 


"Jadi, kenapa kamu menangis Aisyah?" Tanya Adam.


"Aku masih butuh waktu Mas, tolong mengerti aku," jawab Aisyah sembari sekilas menatap wajah tampan atasannya itu.


"Baik Aisyah, Mas gak akan memaksa, Mas akan menunggu sampai kamu siap menjawabnya," tutur Adam.


**********


Aisyah tidak dapat tidur memikirkan Adam, bayang2 cinta masa lalunya selalu hadir memenuhi isi kepalanya. Pengkhianatan yang dia dapatkan sungguh teramat menyakitkan. Bahkan sekedar untuk melanjutkan hiduppun dia merasa berat.


"Mas Adam, jawaban apa yang akan aku beri Mas?" Gumam Aisyah lirih.


----Next----


Terimakasih buat reader sekalian yang sudah bersabar hati menunggu kelanjutan dari cerita ini. Sungguh saya sangat tersanjung dengan apresiasi yang luar biasa ini. Ingat !! Selalu tinggalkan jejak, karena like dan komen reader sekalian adalah penyemangat saya selaku penulis (kaleng2)

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part 14

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 14


Adam dan Yudi bergegas pergi kekostan yang dulu ditempati oleh Indah. Lebih kurang 1 jam mereka tiba disana. Tanpa turun dari mobil, Adam memperhatikan rumah kost itu dengan mata yang merah menahan air mata, kostan yang menjadi saksi bisu tragedi cinta buta dan kekejamannya.


"Kamu tunggu disini dulu ya Dam, biar aku yang kesana," kata Yudi kemudian bergegas turun menuju kerumah kostan nomor 13. 


"Permisi...permisi..." Yudi mengetuk pintu. Tidak ada sahutan, sepertinya kostan ini kosong. Yudi berusaha mengintip dari jendela, terlihat sepi tanpa penghuni. Yudi segera kembali kemobil menemui Adam.


"Gimana Yud, masih kosong?" Tanya Adam tampak tidak sabar.


"Sepertinya kosong Dam, dengan begitu akan mempermudah kita mengevakuasinya," kata Yudi bersemangat. Yudi langsung menghubungi orang yang akan membantu mereka mengangkat jenazah Indah dan seorang ustad yang akan membantu proses pemakamannya nanti.


Tidak begitu lama, orang yang akan membantu mereka sudah datang,  Adam segera menunjukkan letak sumur  tua itu. Agak sulit mengevakuasinya, karena sumur itu lumayan dalam, tapi untung saja tidak ada airnya.


Setelah bersusah payah, akhirnya jenazah Indah dapat diangkat. Adam terduduk lemas sembari menangis menyaksikan tubuh Indah yang hanya tinggal tulang belulang.


"Maafkan aku Indah...ampuni aku..." ucap Adam penuh penyesalan.


"Sudah Dam, yang sudah terjadi tidak bisa disesali, yang terpenting sekarang adalah kamu mau bertobat dan bertanggung jawab," kata Yudi berusaha menenangkan Adam.


Dengan langkah gontai, Adam meninggalkan tempat itu dirangkul oleh Yudi sahabatnya. 


Proses pemakaman jasad Indah telah selesai dilakukan dengan bantuan seorang ustad. Adam kembali tersungkur dan menagis tersedu dipusara orang yang telah disakitinya itu. "Indah maafkan kekhilafanku, aku menyesal Indah, benar2 menyesal," ratap Adam sembari memeluk nisan Indah.


"Sudah Dam, hari mulai gelap, ayo kita pulang," ajak Yudi sembari mengangkat bahu Sahabatnya itu.


Diperjalanan pulang, Adam hanya diam, fikirannya mengembara jauh entah kemana. Sesekali terlihat dia memukul2 kening dengan genggaman tangannya.


"Semoga dengan ini teror Indah akan berakhir ya Dam," kata Yudi berharap.


"Kalau," jawab Adam singkat, dia tampak kurang yakin.


"Kamu harus optimis Dam, jangan pesimis gitu. Kita sudah susah payah loh," kata Yudi menasihati.


*********


Hari sudah malam ketika mereka sampai dirumah Adam. Yudi berniat menginap untuk menemani sahabatnya itu. Mereka berbincang hingga larut malam, sepertinya Adam tidak akan bisa tidur lagi malam ini.


Bik Iyem datang membawakan 2 cangkir kopi dan sepiring pisang goreng. Dia terlihat mengantuk karena hari memang sudah malam.


"Bik Iyem tidur aja, sudah malam," ujar Yudi merasa kasihan.


"Iya Mas," jawab Bik Iyem kemudian berlalu pergi.


Sepertinya malam ini sudah aman, tidak ada sedikitpun gangguan yang dialami oleh Adam. Hingga pukul 4 pagi, Adam dan Yudi baru tidur. Apakah benar2 sudah aman?


"Indah, jangan Indah, aku mohon jangan sakiti Aisyah, dia tidak tau apa2,"  Adam memohon sambil berlutut dikaki sosok menakutkan itu.


"Apakah kau tidak mencintaiku lagi Dam? Jika kau memilih Aisyah, bagaimana dengan aku? Dengan anak kita?" Kata sosok itu.


"Indah, kita sudah berbeda alam, tidak mungkin kita  bersatu," kata Adam berharap Indah mau mengerti. 


"Tapi aku mencintaimu Dam, sangat mencintaimu," sosok itu menangis tersedu. "Tidak mungkin bagiku untuk membunuhmu, tapi membunuh gadis itu, itu mungkin," katanya dengan nada mengancam.


"Jangan Indah, aku mohon jangan..." Adam berteriak.


"Adam, kenapa Dam?" Yudi membangunkan Adam yang menjerit2.


Seketika Adam membuka matanya, keringatnya mengucur deras. Nafasnya tampak tersengal2. Berulangkali dia mengusap peluh yang mengalir diwajahnya. "Aisyah..." ucapnya dengan nada khawatir.


"Kamu mimpi Dam?" Tanya Yudi.


"Aku harus menghubungi Aisyah," kata Adam tanpa menjawab pertanyaan Yudi. Segera Adam mengambil ponsel yang tergeletak disampingnya. Dicarinya kontak Aisyah, kemudian dia meneleponnya. Tidak aktif, Adam tampak sangat panik.


Segera dia melompat dari tempat tidur dan menyambar kunci mobil yang tergeletak dimeja. Dengan berlari2 dia keluar meninggalkan Yudi yang tampak bingung.


Adam mengendarai mobil dengan tidak melepaskan injakan kakinya dari pedal gas. Menyusuri jalanan yang masih sepi menuju rumah Aisyah. Sesampainya disana, terdengar jeritan Aisyah.


"Aisyah...Aisyah...," Adam memanggil2 dari depan pintu. Dengan segenap tenaganya, Adam mendobrak pintu rumah Aisyah. Pintu itupun akhirnya terbuka, Adam segera berlari masuk untuk menolong pujaan hatinya itu.


Terlihat Aisyah tergeletak dilantai kamarnya, dia tidak sadarkan diri dengan luka memar dikeningnya.


"Aisyah !" Teriak Adam sembari mendekati tubuh lunglai itu. Dia bingung harus berbuat apa, untuk membopongnya dia tidak berani, karena Aisyah tidak mau bila disentuh seorang laki2. "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan," teriak Adam. 


Adam bersimpuh disamping Aisyah sambil menangis dan sesekali mengusap wajahnya. "Aisyah, tolong sadar Aisyah, tolong jangan buat aku menyentuhmu," ucap adam. Tiba2 Adam teringat sesuatu, "minyak kayu putih," gumamnya lirih. Segera Adam bangkit dan mencari2 benda itu dimeja rias Aisyah, namun tidak ada. Dilihatnya tas yang biasa dibawa Aisyah kekantor tergantung didinding, mungkin disitu. Ternyata apa yang dia cari memang ada didalam tas itu.


Segera Adam membuka tutup botol itu dan mendekatkannya dihidung Aisyah. Tidak lama kemudian, Aisyah membuka matanya.


"Aaahhh...," teriak Aisyah begitu dilihatnya Adam ada disampingnya. "Apa yang Mas lakukan?" Tanya aisyah sambil berusaha duduk.


"Enggak Aisyah, Mas gak ngapa2in kamu," jawab Adam gugup. "Mas berani sumpah Aisyah, Mas gak menyentuh tubuhmu," katanya lagi.


Aisyah berusaha berdiri dengan berpegangan pada meja yang ada didekatnya, dia tampak lemas dan terhuyung seakan hendak terjatuh.


"Aisyah," Adam terkejut, dia berusaha menangkap tubuh gadis itu tapi diurungkannya, dari pada dapat masalah baru.


Dengan berpegangan pada meja dan lemari, akhirnya Aisyah sampai juga ditempat tidurnya. Dia duduk disana sembari memegang pelipisnya yang terasa sakit.


"Mas ambilin air hangat untuk kompres luka kamu ya," kata Adam sambil berlalu pergi, tidak lama kemudian dia kembali lagi. "Aisyah, dapur sebelah mana ya?" 😅


----Next----part 15

Ceita Horor | Pembalasan sang Mantan part#13

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 13


Kembali mereka menyusuri jalan yang waktu itu pernah mereka lewati. Jalanan yang begitu sepi, apalagi malam seperti ini. Sesekali Yudi memperhatikan wajah sahabatnya itu. Sahabat yang banyak membantunya setiap kali dia ada masalah, terlebih masalah keuangan. 


"Dam, optimis ya, jangan putus asa," ucap Yudi membuka pembicaraan, karena dari tadi mereka hanya diam saja sibuk tenggelam dalam fikirannya masing2.


Adam hanya menoleh sekilas kearah Yudi dengan tidak menjawab atau sekedar mengangguk sebagai respon ucapan sahabatnya itu. Tampak sekali dia mengalami syok yang luar biasa.


"Maaf Dam, apa gak sebaiknya kamu mengakui kesalahanmu dimasa lalu?" Kata Yudi yang memang sudah mengetahui rahasia hidup Adam. Karena memang tak sedikitpun ada rahasia diantara mereka.


Seketika Adam menoleh kearah Yudi, nampak dia terkejut dengan usulan sahabatnya itu. Mengakui kesalahannya sama saja dengan bunuh diri. Karena akan semakin sulit dia untuk mendekati Aisyah Putri Cahyani, wanita yang sangat diinginkannya untuk menjadi kekasihnya.


"Gila kamu Yud, bisa2 aku tambah sulit untuk mendapatkan cinta Aisyah," jawab Adam tidak setuju dengan usul Yudi. "Aisyah gak seperti cewek2 lain yang aku dekati selama ini, dia beda. Buktinya sampai sekarang dia belum menjawab pernyataan cintaku. Kalau gadis lain gak perlu menunggu sudah langsung diiyakan," tambah Adam lagi.


Yudi hanya diam saja mendengar perkataan sahabatnya itu. Dia tau betul perasaan Adam. Adam yang dia kenal selama ini belum pernah menjadi pengemis, pengemis cinta. Gadis bernama Aisyah itu sudah mampu membuat Adam berlutut dalam kesombongan karena ketampanan dan kekayaanya.


Tiba2 saja mesin mobil mati, apa mungkin kehabisan bensin? Mana mungkin, mobil Adam selalu full tank.


"Ada apa Yud?" Tanya Adam kemudian.


"Gak tau nih Dam, tiba2 aja mati," jawab Yudi sembari mencoba mengstarternya. Berkali2 mencoba tapi tetap tidak bisa. Akhirnya Yudi turun diikuti Adam untuk memeriksa mesin. 


"Gak ada masalah," kata Yudi sesaat setelah mengotak atik mesin mobil. Yudi terlihat bingung harus berbuat apa, sementara Adam duduk diaspal menekuk lutut sembari  meremas2 rambutnya yang nampak kusut.


"Indah....maafkan aku Indah....!" Teriak Adam sambil terus meremas2 rambutnya dan menangis. Dia tampak begitu syok. Tampak sekali penyesalan diwajah playboy itu.


Yudi sungguh tidak tega melihat sahabatnya itu. Belum pernah seumur hidupnya dia melihat Adam menangis, baru kali ini.


Tiba2 angin bertiup kencang menjatuhkan daun2 kering dari pepohonan yang ada disisi kiri dan kanan jalan. Tampak sesosok wanita berbaju putih melayang2 sembari menggendong bayi tertawa cekikikan.


"Hihihihihi...." suaranya begitu menakutkan membuat bulu kuduk meremang. Sosok itu turun tepat dihadapan Adam yang masih menangis. "Ini dosa dan kesalahanmu Dam, kau perlakukan aku dengan kejam !" Ucap sosok itu dengan nada tinggi.


"Maafkan aku Indah, aku benar2 menyesal," ucap Adam sambil terus menangis.


"Apakah penyesalanmu berguna untukku? Kata sosok itu.


"Indah ampuni aku..." ucap Adam lagi sembari bersimpuh dihadapan sosok yang menggendong bayi itu.


"Ini anak kita yang mati sebelum sempat aku melahirkannya, tidakkah kau merasa memilikinya? Dia buah cinta kita Dam, tidakkah kau menyayanginya," kata sosok itu sembari menangis.


Yudi yang menyaksikan itu semua ikut menitikkan air mata, sungguh dia kasihan dengan Indah, tapi dia juga tidak tega dengan Adam yang selalu diteror dan dihantui rasa bersalah dan penyesalan.


"Indah aku mohon, jangan hukum aku seberat ini, aku menyesal," kembali Adam memohon.


"Kalian mau kemana? kedukun? Untuk apa? Untuk mengusirku?" Tanya sosok itu sambil memandang kearah Adam dan Yudi bergantian. "Itu tidak akan bisa membuatku pergi, itu akan sia2. Aku begitu sakit dan menderita hidup terombang ambing didua dunia seperti sekarang ini, untuk membunuhmu aku tidak mampu, aku tidak memiliki kekuatan seperti itu, lagi pula...aku mencintaimu," ucap sosok itu sembari terus menangis. Tak lama kemudian sosok itu lenyap entah kemana.


Yudi segera berlari menghampiri Adam yang masih bersimpuh sambil menangis. "Ayo Dam, kita pulang. Aku tau solusinya Dam," kata Yudi sembari membantu Adam untuk berdiri.


**********


Yudi membawa Adam pulang kerumahnya, tidak tega rasanya bila harus membiarkan Adam seorang diri dirumahnya dalam keadaan seperti ini.


Adam terus saja melamun dengan tatapan mata kosong. Selalu terucap dari mulutnya "maafkan aku Indah" Saat menjelang pagi Adam baru bisa tertidur. Yudi membiarkannya untuk beristirahat, karena dia tau pasti Sahabatnya itu begitu lelah dan syok dengan semua kejadian yang dialaminya.


**********


Jam 8 pagi Aisyah sudah sampai dikantornya, dia seperti mencari2 seseorang. Mugkinkah Adam? Pandangannya menyapu keseluruh ruang yang ia lewati. "Permisi Pak, apa Pak Adam belum datang ya?" Tanya Aisyah pada seorang OB.


"Belum kayaknya Buk," jawab OB itu.


"Makasih ya pak," kata Aisyah 


OB itu hanya mengangguk sambil teesenyum kemudian kembali meneruskan pekerjaannya.


"Gak biasanya Mas Adam belum berangkat jam segini," gumam Aisyah lirih.


"Ehm, cari siapa Neng," tanya Dina (rekan kerja Aisyah) dengan pandangan mata menyelidik. "Cari Pak Manager ya?" Tambahnya lagi. "Menurut kabar sih beliau sedang sakit jadi gak masuk kerja hari ini," kata Dina lagi.


"Sakit," ucap Aisyah lirih. Tapi semalam setelah mengantarnya pulang Adam tampak baik2 saja, kenapa tiba2 bisa sakit?. Seharian ini Aisyah nampak tidak konsentrasi, fikirannya selalu tertuju pada atasannya itu. 


**********


"Ayo Dam, kita harus bertindak sekarang, ini untuk kebaikan kamu," kata Yudi pada Adam sesaat setelah Adam bangun tidur dan mandi.


"Apa yang akan kita lakukan Yud? Kedukun?" Tanya Adam.


"Gak Dam, kita harus kekostan Indah yang dulu, mencari jasadnya dan memakamkannya dengan layak," jawab Yudi menjelaskan.


"Apa? Gak salah dengar aku Yud? Apa kamu sudah gila?" Ujar Adam tidak percaya dengan usulan Yudi.


"Itu satu2nya jalan Dam, kita harus menyempurnakan pemakaman Indah," kata Yudi dengan yakin. "Masalah kamu mau mengakui kesalahan kamu dimasa lalu pada Aisyah atau tidak, itu urusan kamu," tambah Yudi lagi.


Adam tampak berfikir...


"Ayolah Dam, percaya sama aku, ini untuk kebaikan kalian," bujuk Yudi.


"Baiklah, ini untuk Indah, anakku dan Aisyah,"  kata Adam menyetujui usulan Yudi


-----NEXT----'part 14

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan #12

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 12


Lelah dan mengantuk dirasakan oleh Aisyah. Adam menawarkan untuk mengantarnya pulang. Tentu saja Aisyah tidak menolaknya. Langkah Aisyah yang agak sempoyongan membuat Adam tertawa tertahan.


"Kenapa Mas?" Tanya Aisyah sembari memperhatikan Adam yang menyembunyikan tawa dibalik telapak tangannya.


"Gak papa kok," jawab Adam singkat sembari berusaha menahan tawanya. Sepertinya gadis ini sangat lelah dan mengantuk sekali. Selain jalannya yang sempoyongan, matanya juga terlihat sayu.


Sesampainya dimobil, Adam langsung membukakan pintu untuk Aisyah. Saat Aisyah hendak melangkah masuk, tiba2..."Aaahhhhh...," Aisyah berteriak ketakutan dan melangkah mundur, dia melihat sosok kuntilanak yang menggendong bayi itu duduk didalam. Tanpa sadar, Aisyah memeluk Adam yang masih memegang handle pintu mobil.


"Kenapa Aisyah?" Tanya Adam bingung. Dia membalas pelukan Aisyah dengan mengusap2 punggungnya.


Ketika sadar, Aisyah segera melepaskan pelukannya dan mendorong Adam hingga atasannya itu terhuyung kebelakang. Aisyah menangis, entah apa maksud tangisannya itu. Menangis ketakutan atau menangis karena telah bersentuhan dengan Adam.


"Maaf, Mas gak ada maksud melecehkan kamu Aisyah," kata Adam penuh penyesalan. Dia merasa sangat bersalah.


Aisyah terus saja menangis sembari mendekap bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya. Dia merasa sangat kotor sebab tidak dapat mengendalikan diri karena rasa ketakutannya.


"Gak Mas, Mas Adam gak salah, ini memang kesalahanku," kata Aisyah tertunduk.


"Ya udah, ayo Mas antar pulang," kata Adam.


Diperjalanan pulang, mereka berdua saling membisu, hanya suara batuk Adam yang sesekali terdengar.


"Awas Mas !" Tiba2 Aisyah berteriak sambil menutup kedua telinganya. 


Adam terkejut dan seketika menginjak rem. "Ciiittt" terdengar bunyi ban mobil yang direm mendadak. Untung keduanya memasang sabuk pengaman sehingga tidak terjadi benturan.


Aisyah masih menutup kedua telinganya dengan tangan dan menunduk seolah dia barusan melihat sesuatu yang menakutkan.


"Kenapa Aisyah?" Tanya Adam kemudian memandang kesekitar memastikan tidak ada apa2. Jalanan tampak sepi, tidak ada satupun kendaraan yang mereka jumpai. 


"Mas Adam gak lihat tadi didepan ada orang?" Aisyah balik bertanya.


"Orang? Enggak"  jawab Adam dengan yakin. Karena dia memang tidak pernah memalingkan pandangannya sedikitpun dari jalan. "Mungkin kamu salah lihat Aisyah, kamu capek dan ngantukkan? Tanya Adam.


"Maaf Mas, fikiranku kacau," jawab Aisyah menyesal. Karena dia, orang lain hampir saja celaka.


**********


Diperjalanan pulang, tiba2 terdengar suara berbisik ditelinga kiri Adam.

"Kamu mencintai wanita itu Dam? Kamu tidak takut dia celaka? Atau mungkin nyawamu sendiri yang akan melayang." 


Adam melihat kekiri dan kebelakang, mencoba mencari sosok yang berbisik itu. Tidak ada siapa2...ini tidak bisa dibiarkan berlarut2. Dia harus melakukan sesuatu. Adam mengurungkan niatnya untuk pulang, dia mengambil ponsel dari saku celananya dan segera menghubungi Yudi.


Sesampainya dirumah Yudi, ternyata sahabatnya itu sudah menunggunya diteras. Yudi mengambil alih kemudi karena dilihatnya Adam syok berat, tidak memungkinkan untuk menyetir sendiri.


"Jadi gimana Dam? Cari orang pintar?" Tanya Yudi dengan tatapan mata masih fokus kejalan.


"Iya," jawab Adam sambil mengangguk lesu. "Aku gak mau terjadi apa2 sama Aisyah, aku sangat mencintai dia, apapun akan aku lakukan untuk melindungi dia," tambah Adam.


Next...part #13

Selasa, 23 Maret 2021

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan part #11

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 11


Seperti biasa, setiap pagi Aisyah harus berjalan sampai diujung jalan untuk menunggu kendaraan umum yang lewat. Sebenarnya dia mempunyai sepeda motor, tapi karena dulu pernah jatuh, dia jadi trauma. Lama menunggu, belum ada satupun angkutan umum yang lewat.


Tiba2 berhenti tepat didepannya sebuah mobil yang sangat dikenalnya, mobil Pak Adam, eh...Mas Adam. Adam turun dari mobilnya dan berjalan mendekati Aisyah. "Ayo berangkat bareng," ajak Adam sambil membuka kaca mata hitam yang dipakainya 😎


"Loh Mas, rumah Mas kan gak lewat sini," tanya Aisyah lugu 😊


"Memang sengaja Mas mau jemput kamu," jawab Adam santai. 


Aisyah melongo sambil membesarkan matanya yang sipit. Apa dia lupa kalau semalam Adam menembaknya? Ya walaupun dia belum memberikan jawaban. Tapi setidaknya Adam akan selalu berusaha mencari perhatiannya 😂 yah begitulah cowok kalau ada maunya.


"Ayo," ajak Adam sembari membukakan pintu mobil untuk Aisyah. 


Diperjalanan, Adam suka mencuri2 pandang pada gadis yang ada disampingnya, tapi yang dipandang seakan tidak perduli.


"Ehm..." Adam berdehem untuk pendapat perhatian dari Aisyah. Benar saja, Aisyah menoleh dan memperhatikannya. Mungkin didalam hatinya mengagumi ketampanan Adam, MUNGKIN...


"Aisyah, tidur jam berapa semalam," tanya Adam basa basi, karena dia gak tau harus mgomong apa.


"Gak tidur Pak," jawab Aisyah.


"Loh kok Pak lagi sih, memangnya Mas terlihat setua itu ya?" Kata Adam sambil tertawa.


"Maaf Mas lupa, belum biasa," jawab Aisyah sambil tersenyum. 


Duh manisnya senyum Aisyah....jadi meleleh Adam dibuatnya. Hijab warna hitam yang dia pakai membuat wajahnya makin terlihat putih bersih. 


"Btw kok gak tidur?" Tanya Adam mengingat jawaban Aisyah tadi.


"Gak bisa tidur Mas," jawab Aisyah sambil menunduk.


Adam berfikir, apakah Aisyah tidak bisa tidur karena dia? Seandainya benar, alangkah merasa bersalahnya Adam pada gadis pujaan hatinya itu.


"Karena aku ya?" Tanya Adam sembari melirik Aisyah.


"Enggak...enggak kok Pak, eh Mas...," jawab Aisyah gugup. Tapi boong 😁


**********


Sesampainya dikantor, semua mata tertuju pada Adam dan Aisyah yang tampak berangkat bersama. Aisyah merasa sangat malu dengan kejadian ini, apalagi dia masih baru kerja disini.


"Karyawan baru udah berani deketin Manager," sindir seorang wanita yang selalu berpakaian seksi. "Ngaca dong, pantes apa gak kira2," tambahnya lagi.


Aisyah hanya menunduk tanpa menjawab sindiran dari  rekan kerjanya itu. Hatinya sungguh sedih. Tak terasa air matanya menitik membasahi kertas yang ada dimeja kerjanya.


"Aisyah," tiba2 Adam sudah berdiri disampingnya.


"Kamu Dina, jaga ucapan kamu ya," maki Adam sembari menunjuk kearah perempuan yang melontarkan sindiran pada Aisyah.


"Maaf Pak," jawab Dina sambil tertunduk.


"Aisyah, maaf ya gara2 Mas kamu jadi nangis," kata Adam pelan sembari mengambilkan tissu untuk Aisyah. Tapi Aisyah malah mengambil tissu sendiri dan membiarkan tissu yang disodorkan Adam padanya.


"Oke," kata Adam sembari mengusapkan tissu yang tidak laku itu kewajahnya sendiri.


**********


Karena akhir bulan, banyak karyawan yang lembur termasuk Aisyah. Adam membelikan makanan dan minuman untuk Aisyah, karena dilihatnya Aisyah tidak beranjak sedikitpun dari meja kerjanya untuk sekedar membeli makanan.


"Mbak Aisyah, ini dari Pak Adam," kata Ibu kantin seraya meletakkan sebuah bungkusan dimeja kerja Aisyah.


"Makasih Buk," ucap Aisyah sembari membuka bungkusan itu. 


"Jangan lupa makan ya," isi tulisan pada secarik kertas yang terselip diantara makanan itu. Aisyah nampak menatap kearah ruang kerja Adam. Dia menarik nafas panjang dan kembali membungkus makanan itu.


"Nina bobok...oh nina bobok...kalau tidak bobok digigit nyamuk..." terdengar suara nyanyian penghantar tidur buat anak2. Aisyah tampak menoleh kesamping dan kebelakang mencoba mencari tau siapa yang menyanyi. 


Namun semuanya tampak sedang serius mengerjakan tugasnya masing2. Apa cuma aku yang dengar? Pikir Aisyah. Kembali Aisyah mengerjakan tugasnya yang masih menumpuk. Satu persatu karyawan berpamitan pulang, termasuk Dina , dia sudah selesai dengan pekerjaannya.


Tinggal Aisyah dan seorang lagi yang belum pulang, jam sudah menunjukkan pukul 23.00


"Ayo duluan," kata Alex, orang yang terakhir bersama Aisyah.


"Silahkan," jawab Aisyah yang mulai dirundung rasa takut. Tapi kenapa harus takut? Toh ada satpam yang berjaga selama 24jam.


"Dia Ayah dari anakku," tiba2 terdengar suara bisikan ditelinga Aisyah. Sontak Aisyah menoleh, tidak ada siapa2. Bulu kuduknya meremang karena takut. 


"Aisyah," panggilan itu mengejutkannya.


Ternyata Adam juga baru keluar dari ruang kerjanya. Aisyah bisa bernafas dengan lega sekarang.


"Belum selesai?" Tanyanya kemudian.


"Belum Mas sedikit lagi," jawab Aisyah tanpa memalingkan pandangannya dari berkas2 yang ada dimejanya.


"Mari biar Mas bantu," kata Adam sembari menarik kursi yang ada didekat situ.


Aisyah tidak menolaknya, karena dia sudah merasa sangat lelah dan mengantuk sebab semalam tidak bisa tidur. Akhirnya selesai juga, Aisyah dan Adam segera beranjak meninggalkan tempat kerja mereka.


Next...part 12

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan part #10

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 10


Dengan ditemani Yudi, Adam pergi keorang pintar agar bisa terlepas dari teror sang mantan. Mereka pergi hingga keluar kota dengan menyusuri jalan2 yang sepi dan melewati banyak hutan. Ditengah perjalanan, tiba2 kabut tebal bergerak turun menghalangi pandangan mata. Yudi yang menyetir mobil jadi tidak dapat melihat jalan dengan jelas.


"Gila nih Dam, kabutnya tebel banget," kata Yudi sambil berusaha memfokuskan pandangannya kejalan.


Adam hanya diam sambil menggigit ujung jari telunjuknya sebagai wujud kecemasannya. Terlihat dia beberapa kali memijit2 keningnya.


"Dam, gimana nih," tanya Yudi lagi.


"Balik," jawab Adam singkat.


"Kita sudah separuh jalan Dam, masa iya balik sih," Yudi tampak kurang setuju.


"Ini udah gak bener Yud, firasatku udah mulai gak enak," kata Adam sembari menggeleng2kan kepalanya.


Akhirnya Yudi memutar balik mobilnya. Diperjalanan mereka berdua banyak diam. Sesekali Yudi melirik kearah Adam yang sedari tadi menggigit2 bibirnya , dia nampak syok dengan semua kejadian yang menimpanya.


"Dam, jangan melamun gitu dong, pasti ada jalan," tutur Yudi berusaha menghibur. "Aku akan selalu membantu bila kamu butuh bantuan," tambahnya kemudian.


"Makasih Yud," jawab Adam singkat.


**********


Lamunan Adam terbawa sampai ketempat kerja, dia jadi tidak fokus. Entah apa saja yang diketiknya dilaptop, saat dia menyadarinya, screen laptop penuh dengan tulisan maaf Indah...

Adam mengusap wajah putihnya berkali2.


"Permisi," suara didepan pintu ruang kerjanya membuyarkan lamunannya.


"Masuk," jawab Adam sambil menatap kearah pintu. Ternyata wanita santun yang membuatnya serba salah yang muncul dari balik pintu. Wajah sendunya mampu membuat Adam sejenak melupakan masalahnya.


"Pak," sapa Aisyah sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.


"Eh Aisyah, sudah siap file2 yang saya suruh salin tadi," tanya Adam sembari tersenyum. "Ayo duduk dulu," Adam mempersilahkan.


"Sudah Pak," jawab Aisyah sambil duduk dan menyerahkan tugas2 yang dikerjakannya.


Adam nampak memeriksa lembar demi lembar file yang disodorkan Aisyah. "Cantik...," kata Adam kemudian.


"Cantik?" Aisyah mengulang perkataan Adam.


"Eh maksud saya, bagus," kata Adam tersipu dengan wajah sedikit memerah. Didekat Aisyah, Adam merasa tenang dan nyaman, seperti ada energi positif yang dia dapat. Kecantikan dan kesantunan Aisyah membuat Adam begitu tergila2.


**********


2 bulan telah berlalu, perasaan Adam terhadap Aisyah nampaknya tidak dapat ia tutupi lagi. "Aisyah, bisa saya minta waktu kamu sebentar ," tanya Adam suatu hari saat mereka berpapasan didepan kantor.


"Maaf Pak, ada perlu apa ya?" Aisyah balik bertanya dengan nada cemas. Sepertinya dia takut telah melakukan suatu kesalahan.


"Nanti malam saya mau ajak kamu makan diluar bisa?" Kata Adam dengan wajah tidak yakin kalau Aisyah bersedia.


Aisyah menatap wajah Adam dengan terkejut, terlihat dari mulutnya yang agak menganga. Mimpi apa dia semalam hingga diajak atasannya makan malam bersama. Lama Aisyah terdiam, entah apa yang ada dibenaknya saat ini.


"Bisa?" Kata Adam lagi mengulang pertanyaannya.


"Emmmm....Aisyah tampak berfikir.


"Kalau gak bisa juga gak apa2, saya gak akan memaksa," kata Adam kemudian.


"Jam berapa Pak?" Tanya Aisyah sambil sedikit memiringkan kepalanya kekiri.


Yes, dalam hati Adam, nampaknya ajakannya tidak akan ditolak.


"Sepulang kerja," jawab Adam dengan wajah sumringah.


"Baik Pak," jawab Aisyah sambil mengangguk.


**********


Disebuah tempat makan yang wah, Adam dan Aisyah hanya diam tak saling berkata. Baru kali ini Adam merasa canggung dihadapan seorang wanita. Setelah makanan yang mereka pesan sudah terhidang dimeja, baru ada kata yang terucap dari mulut Adam. "Ayo dimakan," 😁😁


Setelah selesai makan, Adam memberanikan diri mengutarakan isi hatinya.


"Aisyah, boleh saya berkata jujur sama kamu," kata Adam masih dengan menggunakan bahasa formal. Dia tampak memperhatikan wajah Aisyah yang selalu tertunduk.


"Iya pak," jawab Aisyah dengan tidak mengangkat wajahnya.


"Semenjak saya melihat kamu, seperti ada rasa yang berbeda dihati saya. Saya tidak tau pasti itu rasa apa. Tapi lambat laun saya baru sadar bahwa rasa itu adalah rasa nyaman," ucap Adam panjang lebar seperti jalan tol 😂


"Jadi maksud Bapak bagaimana ya?" Tanya Aisyah tidak mengerti atau pura2 tidak mengerti. Dia memberanikan diri menatap wajah atasannya yang ganteng abis itu 😎


Terlihat Adam menarik nafas panjang sebelum berkata, "saya menaruh hati sama kamu," jawab Adam. "Saya suka sama kamu," tambahnya lagi.


Bagai disambar petir disiang bolong Aisyah mendengar perkataan atasannya itu. Dia menatap wajah Adam tanpa berkedip sedikitpun. "Saya...? Bapak suka sama saya...?" Tanpa sadar Aisyah berkata.


"Iya Aisyah," jawab Adam singkat.


Aisyah menunduk dan diam begitu lama. Nampaknya dia berfikir keras. Entah jawaban apa yang akan diberikan pada atasannya itu.


"Aku gak memintamu menjawabnya sekarang, kamu bisa memikirkannya dulu, aku akan menunggu," kata Adam dengan mulai menggunakan bahasa non formal.


**********


Adam mengantar Aisyah sampai didepan rumahnya, rumah yang sederhana namun asri. Tidak seperti rumah mantan2nya dulu yang mewah.


"Terimakasih Pak sudah mengantar," kata Aisyah sebelum turun dari mobil.


"Aisyah, bisa gak mulai sekarang jangan panggil Pak," kata Adam keberatan.


Seketika Aisyah menoleh kearah Adam, wajahnya terlihat bingung dan sungkan.


"Panggil Mas atau Adam aja," tambahnya lagi.


"Iya M-as," jawab Aisyah agak canggung.


"Dan Mas nungguin jawaban kamu," kata Adam kemudian.


"Aku masuk dulu Mas," kata Aisyah sambil membuka pintu mobil. Dia segera turun dan berjalan kehalaman rumahnya tanpa menoleh lagi. 


Adam memperhatikannya sampai Aisyah benar2 sudah masuk kedalam rumah.


**********


Aisyah benar2 tidak dapat tidur malam ini, fikirannya mengembara jauh pada sosok Adam yang mengungkapkan perasaan suka padanya. Saat Aisyah sedang berfikir jawaban apa yang akan diberikannya pada Adam, tiba2 saja terdengar ketukan dijendela kamarnya.


"Tok...tok...tok..." ketukan itu terdengar sangat pelan. Aisyah tampak memasang kupingnya memastikan dia tidak salah dengar. Ketukan itu berulang2 dan makin lama makin keras. Jam didinding menunjukkan pukul 2 dini hari, tidak mungkin ada orang iseng jam segini.


Dengan penasaran, perlahan2 Aisyah turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah jendela. Dengan ragu dia menyibak hordeng. Dan apa yang dilihatnya?? Aisyah menjerit dan kembali menutup hordeng jendela kamarnya kemudian berlari naik ketempat tidur.


Sosok kuntilanak  menggendong bayi yang berlumuran darah berdiri tepat didepan jendela kaca kamar Aisyah. Aisyah membaca ayat kursi didalam hati, berharap sosok itu segera pergi. Semenjak dahulu, tidak pernah ada penampakan dirumahnya, baru kali ini.


Ketukan itu tidak ada lagi, mungkin dia sudah pergi pikir Aisyah. Namun Aisyah tidak dapat tidur lagi sampai hari menjelang pagi. Setelah sholat subuh, Aisyah menyempatkan diri untuk membaca surat Yasin untuk kedua orangtuanya yang sudah meninggal semenjak dia kecil. Aisyah mempunyai adik perempuan yang masih duduk dibangku SMA, namun adiknya itu tinggal dirumah neneknya yang ada diSurabaya.


Next... Part #10


Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part #9

#Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 9


Pertemuan Adam dengan Aisyah setiap hari makin menumbuhkan benih2 cinta dihatinya. Mungkinkan dia berani menjalin cinta dengan seorang wanita lagi? Sedangkan teror dari sang mantan selalu saja menjadi momok yang sangat mengerikan.


Suatu malam ketika hendak pulang, Adam melihat Aisyah duduk seorang diri dihalte bis. "Mau pulang bareng?" Tanya Frans sesaat setelah berhenti dan membuka kaca jendela.


"Gak usah Pak, nanti merepotkan," jawab Aisyah agak terkejut. Dia tidak menyangka akan mendapat tawaran tumpangan dari atasannya.


"Gak akan merepotkan," jawab Adam sambil tersenyum dan membukakan pintu mobil.


Aisyah merasa tidak enak menolak tawaran atasannya itu. Dengan berat hati, akhirnya dia mau menerima tawaran pulang bareng bersama Adam.


Diperjalanan, mereka berdua diam seribu bahasa. Aisyah lebih banyak melihat keluar dari kaca jendela disampingnya, sedangkan Adam fokus melihat kejalan. Tidak biasanya Adam seperti ini kepada wanita, dia nampak agak canggung dengan cewek cantik yang satu ini.


"Btw Aisyah, rumah kamu dimana ya? Gak mungkin kan aku bawa kamu kerumahku?" Kata Adam membuka pembicaraan. Dia melirik Aisyah yang sedang sibuk membetulkan hijabnya.


"Eh...jalan Mayor Ruslan nomor 7 Pak?" jawab Aisyah gugup.


"Oke," jawab Adam singkat.


Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu, mereka sama2 diam seribu bahasa. Hingga tiba disebuah alamat yang disebutkan oleh Aisyah. Adam menghentikan mobilnya tepat didepan rumah nomor 7.


"Sudah sampai," kata Adam memberi tahu.


"Iya, terimakasih banyak Pak, maaf sudah merepotkan," kata Aisyah sambil agak membungkukkan badan.


"It's oke," jawab Adam singkat.


Setelah Aisyah turun, Adam segera melajukan mobilnya kembali menyusuri jalanan yang sepi. Dia tampak tersenyum sendiri membayangkan kekakuannya menghadapi Aisyah. Padahal selama ini, dia paling berani dan agresif kepada wanita. Tapi untuk kali ini sungguh nampak berbeda.


Lamunanya tiba2 terhenti saat dia melihat sosok itu lagi sedang berdiri tepat ditengah jalan. Dengan segera Adam membanting stir kekanan agar tidak menabraknya. Alhasil, hampir saja terjadi tabrakan dengan kendaraan yang berlawanan arah dengannya.


Jantung Adam berdegup dengan kencang, hampir saja terjadi kecelakaan andai saja dirinya tidak segera membanting stir kekiri lagi. Indah benar2 menginginkan kematiannya.


Tiba2...sosok Indah sudah duduk didalam mobilnya sambil tertawa cekikikan. Sontak Adam segera menginjak rem dan berlari keluar meninggalkan mobilnya begitu saja. Nafasnya naik turun melakukan olah raga lari dimalam hari. "Sial," umpatnya dalam hati.


"Adam, ngapain kamu?" tiba2 Yudi sahabatnya menyapanya. Dia berhenti tepat disamping Adam.


"Yud," Adam agak sedikit lega karena melihat sahabatnnya ada disitu. Segera Adam naik kemobil Yudi tanpa disuruh dengan nafas yang masih ngos ngosan. Yudi kembali menjalankan mobilnya.


"Kamu kenapa Dam, kok mobilmu malah ditinggalkan ditengah jalan," tanya Yudi penasaran. Dia mengamati Adam seperti menyelidik.


"Gila Yud, aku diganggu kuntilanak tadi," jawab Adam sembari mengelap keringat diwajah dan lehernya dengan menggunakan tisu yang ada dimobil Yudi.


"Yang benar saja Dam?" Kata Yudi seakan tidak percaya.


"Ngapain juga coba aku bohong," jawab Adam lagi.


"Jadi mobil kamu gimana tuh," tanya Yudi.


"Biarin aja, ntar aku suruh sopir kantor ngambil," jawab Adam.


Setibanya dirumah Adam, Yudi mampir dulu untuk sekedar berbincang, dia masih penasaran dengan cerita Adam tadi.


"Mama kamu gak dirumah Dam?" Tanya Yudi sembari duduk disofa ruang tamu.


"Gak Yud, Mama menyusul Papa kePadang," jawab Adam sembari membuka dasinya kemudian ikut duduk. "Bik Iyem...," panggil Adam.


"Iya Mas," jawab Bik Iyem kemudian muncul diruang tamu.


"Tolong buatin minum ya Bik," kata Adam. "Kamu mau minum apa Yud," tanya Adam pada Yudi.


"Kopi aja," jawab Yudi singkat.


"Oke, kopi 2 ya Bik," kata Adam kemudian pada pembantu paruh baya itu. Bik Ijah segera berlalu kedapur dan tidak lama kemudian kembali lagi dengan membawa 2 cangkir kopi dan menyuguhkannya dimeja.


"Ayo diminum kopinya Yud," Adam mempersilahkan.


"Makasih," jawab Yudi kemudian menyeruput kopi yang masih mengepulkan asap tipis itu. "Aku masih penasaran dengan cerita kamu tadi Dam," kata Yudi sembari meletakkan cangkir kopi itu kembali kemeja. "Masa iya jaman sekarang masih ada yang begituan," tambahnya lagi.


"Ngapain juga aku bohong Yud," kata Adam. Kemudian Adam menceritakan semua teror yang dialaminya selama ini pada Yudi. Yudi nampak mendengarkannya dengan seksama dan sesekali menggut2.


"Kalau begitu kamu harus hati2 Dam," pesan Yudi. "Tuh kunti kayaknya dendam banget sama kamu. Apa gini aja, kita minta bantuan orang pintar buat ngusir tuh kunti," Yudi memberi ide


Next... Part #10

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part #8

#Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 8


Tangan Adam meraba dalam gelap, mencoba mencari gawai yang sepertinya tergeletak ditempat tidurnya. Saat tangannya sibuk mencari, sebuah tangan yang begitu dingin memegangnya.


Adam sangat terkejut dan langsung menarik tangannya. Tiba2 lampu kembali menyala membuat ruangan menjadi terang kembali. Adam memandang sekeliling, memastikan sosok itu tidak ada lagi disitu. Sepertinya ia sudah pergi.


Begitulah hari2 Adam, dia lalui penuh dengan teror dari sang mantan yang dendam kepadanya. Indah, gadis cantik nan malang itu kini menjelma menjadi sosok kuntilanak yang menakutkan dengan selalu terlihat menggendong seorang bayi yang berlumuran darah.


*****


Teror itupun dirasakan oleh Dessy setiap hari. Seperti malam ini, saat Dessy baru pulang kerja. Seketika tengkuknya menjadi berat dengan bulu kuduk yang meremang. Dessy nampak menyetir dengan gelisah, apalagi saat melewati jalanan yang sepi.


Dessy menginjak pedal gas agar segera berlalu dari jalanan yang sepi itu. Namun aneh, mengapa semua jalanan nampak begitu lenggang? Biasanya jam2 segini jalanan begitu padat.


Rasa takut Dessy bertambah saat dilihatnya sosok kuntilanak itu tiba2 saja duduk disampingnya sambil memangku bayi. Karena takut dan kaget, Dessy jadi tidak fokus menyetir. Hingga akhirnya mobil Dessy menabrak sebuah pohon besar yang berdiri dipinggiran jalan.


Antara sadar dan tidak sadar, terdengar suara cekikikan hingga akhirnya Dessy kehilangan kesadarannya. "Saat siuman, Dessy sudah berada diruangan yang serba putih. Dia melihat Mamanya sedang menangis sembari duduk dikursi dekat ia berbaring.


"Ma...," Dessy memanggil dengan suara yang lemah.


"Nak, kamu sudah sadar,"kata Mamanya dengan nada girang. "Terimakasih ya Tuhan, Engkau telah mengembalikan anak hamba," kata Mamanya sambil menegadahkan kedua tangannya.

Ternyata Dessy koma selama 4 hari karena benturan keras dikepalanya. 


Adam datang menjenguk Dessy dengan membawa parcel buah dan bucket bunga mawar. "Sayang," Adam mencium kening Dessy yang dibalut dengan kain kasa. "Kenapa bisa terjadi seperti ini sayang," tanya Adam kemudian.


"Aku diteror Dam, sesosok kuntilanak selalu menggangguku," jawab Dessy sambil menangis.


"Kuntilanak?" Adam mengulangi ucapan Dessy.


"Iya Dam, dan dia menyuruhku untuk menjauhimu," tambah Dessy lagi.


Adam tertunduk dan diam untuk beberapa saat. Inilah dosanya, gara2 kesalahannya dimasa lalu, orang lain jadi terkena dampaknya juga. Setiap seorang wanita yang dekat dengannya pasti akan mengalami teror yang menakutkan.


"Dam, aku mohon jauhi aku, aku gak sanggup kalau harus begini terus, aku bisa mati ketakutan Dam," kata Dessy sembari menangis.


Adam hanya diam seribu bahasa, matanya terasa panas menahan air mata. Inilah karma yang didapatnya karena telah menyia2kan Indah yang telah dihamilinya.


*****


Sekarang Adam enggan mendekati seorang gadis, karena kisahnya akan selalu sama dan sama. Sepertinya dia telah menyadari kesalahannya. Hingga pada suatu ketika, dia bertemu dengan seorang gadis yang dilihatnya berbeda dari gadis2 yang biasa didekatinya.


Gadis cantik yang selalu rapi menutup aurat,  Aisyah namanya. Dia karyawan baru yang bekerja dikantor yang sama dengan Adam. 


"Permisi," terdengar ketukan dipintu ruang kerja Adam.


"Iya masuk," jawab Adam tanpa melihat siapa yang datang karena sibuk dengan laptopnya.


"Ini Pak berkas2 yang harus Bapak tandatangani," suara itu begitu lembut terdengar ditelinga Adam. Ada rasa nyaman saat mendengar suara itu.


Adam begitu terpesona saat dia melihat siapa yang menyodorkan berkas itu. Karyawan baru yang membuat hatinya bergetar. Tanpa sadar dia diam mematung sembari menatap Aisyah yang nampak menunduk dan salah tingkah. Suara dering telepon mengejutkannya, mengembalikannya pada kesadaran penuh. Nampak gadis itu berdiri sambil terus menunduk.


Setelah menerima telepon, Adam mengambil berkas yang tergeletak cukup lama diatas mejanya. "O iya, silahkan duduk dulu," kata Adam mempersilahkan.


"Terimakasih Pak," jawab gadis itu sembari menarik kursi dan segera duduk.


"Kamu karyawan baru itu ya," tanya adam kemudian.


"Iya pak," 


"Nama?" Adam sok2 gak tau.


"Aisyah Pak," jawab gadis itu sambil tersenyum.


"Oke Aisyah, semoga betah ya kerja disini," kata Adam. "Jadi sebelah mana yang harus saya tandatangani," tambahnya lagi.


Aisyah berdiri, "disini, disini dan disini Pak," Aisyah menunjukkan dengan jarinya yang lentik.


Dengan segera Adam menandatangani berkas itu kemudian menyodorkannya kembali pada Aisyah.


"Terimakasih Pak, saya permisi," kata Aisyah kemudian berlalu.


NEXT..... Part #9

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan #7

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 7


"Jadi suara apa tadi Dam?" Tanya Dessy penasaran sambil tetap duduk didalam mobil. Dia nampak ketakutan, karena sudah 2kali ini mengalami hal ganjil.


"Gak ada apa2 sayang, mungkin kucing atau apalah," jawab Adam sambil tetap berdiri diluar mobil sembari menyapukan pandangannya kesekeliling. "Sebaiknya kamu masuk aja sayang, udah malam juga," tambah Adam lagi seraya melihat ke jam tangannya.


"Oke, aku masuk dulu ya," kata Dessy sembari turun dari mobil. Setelah membuka pintu pagar, Dessy berbalik dan melambaikan tangannya pada Adam yang masih menatapnya.


Adam balas melambaikan tangan dan menunggu Dessy sampai benar2 masuk kerumah. Tapi apakah mata Adam salah? Terlihat sosok berbaju putih berdiri dihalaman rumah Dessy sambil memandang kearahnya. Segera Adam tancap gas begitu Dessy dilihatnya sudah masuk kedalam.


Ternyata Adam tidak langsung pulang, dia melajukan mobilnya ketempat dimana dia dan teman2nya biasa nongkrong sampai larut malam. Dijalan yang sepi, tampak sekelebat bayangan putih melayang mengikuti mobilnya. Karena ketakutan, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.


"Hai bro," sapa seorang temannya begitu Adam sampai. "Mana gebetan barunya?" Tanya Yudi sahabatnya itu.


Adam hanya tertawa getir menanggapi pertanyaan sahabatnya itu. Dia mengambil sekaleng soft drink yang tergeletak dimeja dan meminumnya. Sejenak ingin menyegarkan otaknya yang mulai kurang waras dengan teror yang ia hadapi.


"Ah, hebatlah playboy kita ini, gampang banget cari gebetan," kata sahabatnya yang satu lagi Roy namanya. "Kalau aku ini apalah, putus hari ini, belum tentu tahun depan dapat ganti," tambahnya lagi sambil tertawa.


"Eh bro...bro...cewek bro," kata Yudi sembari menunjuk kekursi yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka duduk. 


"Masak cewek malam2 gini duduk sendirian disitu," jawab Roy sembari mengamati cewek berbaju putih itu. "Jangan2 mbak kunti," tambahnya lagi sambil tertawa.


"Ah ngaco kamu," jawab Adam datar. Namun pikirannya jadi tidak enak mengingat kejadian2 aneh yang dialaminya. "Gue cabut dulu ya bro," kata Adam sembari meneguk habis soft drink yang sedari tadi dipegangnya.


"Tumben buru2, biasanya betah sampai tengah malam," kata Yudi heran.


"Iya nih, gak serulah," timpal Roy.


"Ini biar seru," jawab Adam sembari menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada Roy. Adam memang terkenal royal, apa lagi uang bukan masalah baginya.


Diperjalanan pulang, Adam terus mengingat kejadian2 yang dialaminya tadi. Hingga tiba2 mesin mobilnya mendadak mati. "Sial," umpat Adam sembari memukul stir.


Dia segera turun dan mulai memeriksa mesinnya, sepertinya tidak ada masalah. Tiba2 saja terdengar suara tangisan bayi diiringi dengan suara nyanyian.

"Nina bobok...oh nina bobok...kalau tidak bobok digigit nyamuk..."


Sontak Adam memandang kesekeliling untuk mencari sumber suara. Tidak ada siapa2. "Adam," tiba2 terdengar suara panggilan dari arah belakangnya. Begitu Adam menoleh, terlihat sosok berbaju putih kumal berdiri dibelakangnya sambil menggendong seorang bayi yang berlumuran darah. "Aahhh..." Adam menjerit ketakutan, ingin berlari namun kakinya terasa kaku.


Tiba2..."Dam, bangun Dam, kamu kenapa teriak2? Kamu mimpi?" Tanya Mama Adam sembari menggoyang2 bahu Adam. 


Adam menyeka keringat yang membasahi wajah gantengnya dengan nafas terengah2. Ternyata dia cuma mimpi...


"Bikin kaget mama aja kamu Dam," tambah Mamanya lagi.


Adam masih tampak syok dengan mimpinya barusan. Teror ini begitu menyiksanya, tidak hanya didunia nyata, tapi juga dimimpi.


"Ini minum air putih dulu, biar tenang," kata Mamanya sembari menyodorkan gelas berisi air putih pada Adam.


Saat Adam hendak meminumnya, tiba2 dia menjerit sambil melemparkan gelas berisi air putih itu kelantai, wajahnya terlihat pucat.


"Loh Dam, kenapa?" Tanya Mamanya tampak bingung.


"Mama gak lihat? Itu isinya darah Ma," jawab Adam memandang heran pada Mamanya. Mana mungkin Mamanya tidak bisa membedakan antara darah dan air putih.


"Adam, nampaknya kamu kecapean," kata Mamanya kemudian.


Tapi Adam juga merasa heran, kenapa gelas berisi darah yang dia lemparkan kelantai tadi tidak berwarna merah, melainkan berubah menjadi air putih biasa.


"Bik Iyem," teriak Mama Adam memanggil pembantunya.


"Iya Buk ada apa," jawab Bik Iyem begitu masuk kekamar Adam.


"Tolong bersihkan pecahan gelas ini ya Bik," kata Mama Adam sembari menunjuk kelantai.


"Baik Buk," jawab Bik Iyem kemudian memunguti pecahan gelas yang berserak dilantai.


"Kamu cuci muka dulu biar segar," kata Mamanya kemudian berlalu meninggalkan kamar Adam.


"Setelah itu tidur lagi, ini masih jam 3pagi," tambah Mamanya sebelum dia menghilang dibalik pintu.


"Makasih ya Bik," kata Adam begitu Bik Iyem selesai membersihkan pecahan gelas dan mengepel lantainya.


Adam kembali membaringkan tubuhnya yang terasa letih. Dia teringat akan Indah yang dulu dihamilinya. Bukannya bertanggung jawab, dia bahkan membuat Indah kehilangan nyawa.


"Indah...maafkan aku," bisik Adam lirih.


"Permintaan maafmu tidak akan mengembalikan semuanya Dam," terdengar suara jawaban yang entah dari mana datangnya.


Adam sangat terkejut. Seketika dia melayangkan pandangannya keseluruh sudut kamarnya. Namun tidak dilihatnya ada siapa2.


"Hihihihi.....," suara tawa itu begitu menusuk kedalam telinga. Seketika lampu padam dan semuanya menjadi gelap gulita


Next...part #8

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part #6

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 6


"Kita makan dulu ya sayang, perutku udah keroncongan nih," kata Adam sembari membelokkan mobilnya kesebuah tempat makan.


"Oke, kebetulan aku juga sudah lapar Dam," jawab Dessy sambil tertawa. Tawa itu membuatnya semakin cantik. 


Setelah Adam memarkirkan mobilnya, Desi bergegas membuka pintu mobil untuk turun, tapi tangan Adam memegang pundaknya. Sontak Dessy mengurungkan niatnya dan berbalik memandang Adam.


"Sayang," panggil Adam seraya membelai pipi mulus Dessy. Perlahan2 Adam mendekatkan wajahnya hendak mengecup bibir merah itu.


Dessy hanya pasrah sembari menutup matanya menunggu kecupan itu sampai dibibirnya. Desah nafas Adam terasa hangat diwajahnya. Kecupan itu begitu lama melumat bibir dan mempermainkan lidahnya.


Dengan tersengal2 Dessy mendorong Adam yang nampak seperti orang kesetanan. "Sorry," kata Adam kemudian membenarkan posisi duduknya. "Ayo," kata Adam lagi kemudian turun dari mobil.


Setelah selesai makan, merekapun segera pergi. Selama diperjalanan, Adam dan Dessy banyak diam, hanya sesekali terdengar Adam bersiul.


"Sayang, maaf ya yang tadi kalau kamu gak suka," kata Adam membuka pembicaraan.


Desi hanya menoleh tanpa menjawab, dia tersenyum memandang Adam yang fokus menyetir. "Gak papa kok, aku maklum," jawab Dessy kemudian.


"Jadi kamu gak marah?" Tanya Adam sambil memandang kearah Dessy.


"Enggak," jawab Dessy sambil tersenyum.


Adam nampak bahagia mendengar jawaban Dessy, sepertinya lampu hijau mulai menyala. Cewek mana coba yang menolak diperlakukan spesial oleh cowok ganteng dan tajir kayak Adam??


"Aku langsung pulang ya sayang," kata Adam begitu sudah sampai didepan rumah Dessy.


"Oke, makasih ya Dam," jawab Dessy. Tatap matanya menyimpan sesuatu, sesuatu yang cowok model Adam pasti tau.


Adam pindah duduk dari belakang stir kesamping Dessy. Tangannya membelai wajah cantik gadis itu hingga keleher. Dessy nampak begitu menikmatinya.

Kecupan Adam menyusul bertubi2 kebibir dan leher Dessy.


Desahan Dessy membuat Adam makin beringas. Tangannya mulai turun kedada gadis itu, bermain disitu. Bibirnya pun mulai berpindah kedada yang sintal itu.


"Sayang," desah manja Dessy sembari meremas2 rambut Adam. Lama Adam tenggelam disitu, dia begitu menikmatinya. 


"Bukk" tiba2 ada sesuatu yang jatuh diatas mobil Adam. Sontak Adam menghentikan aksinya. Buru2 Dessy mengancingkan kemejanya yang terbuka semua.

Adam turun dari mobil untuk melihat, namun tidak ada apa2.


Next...part #7

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part#5

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 5


Bagaimanapun yang namanya playboy gak ada matinya...diputusin Agnes?? Segera dapat yang baru. Apalagi dengan modal tampang yang ganteng dan lumayan tajir, cewek mana yang gak akan kelepek2 😁


"Dam, bisa kan jemput aku," ujar Dessy melalui telepon. Dia berdiri diparkiran sembari memandang kesal kearah ban mobilnya yang kempes. "Ban mobil aku kempes," tambahnya lagi memberi tau.


"Oh, bisa banget sayang. Tunggu aja ya, aku juga lagi dijalan baru pulang kantor," jawab Adam.


Tak begitu lama, akhirnya Adam sampai juga. Dilihatnya Dessy pacar barunya berdiri bersandar dimobil. Mengenakan kemeja putih dan rok pendek hitam memamerkan paha rampingnya.


"Ayo sayang," ajak Adam sembari membuka kaca mobilnya. Dessy tersenyum melihat Adam telah datang untuk menjemputnya. Segera dia masuk dan mobilpun kembali meluncur.


"Gak lama kan sayang?" Tanya Adam sembari tersenyum menggoda. Tampak dari matanya dia begitu kagum dengan kemolekan Dessy.


"Enggak kok," jawab Dessy singkat. Dia tersenyum mengetahui Adam terlihat memperhatikannya sedari tadi. "Kamu kenapa sih lihatin aku dari tadi, aku tau loh," ujar Dessy sembari tertawa.


"Oh, tau ya," jawab Adam seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Memang gak boleh ya aku pandang," tambah Adam lagi sambil nyengir kuda.


Dessy tertawa manja sembari memukul paha Adam. Ssrrr...aliran darah Adam terasa panas begitu tangan Dessy menyentuh pahanya. 


Diraihnya tangan Dessy dan dikirimkan kebibirnya untuk dikecup. Adam melirik memandang wajah Dessy yang nampak tertunduk. "Boleh kan begini sayang," tanya Adam sembari kembali mengecup tangan Dessy.


Dessy hanya mengangguk sambil tersenyum. Dia nampak begitu terbuai dengan perlakuan Adam terhadapnya. 


Tiba2 Adam menginjak rem dengan mendadak sehingga menimbulkan decitan. Dia merasa seperti menabrak sesuatu.


"Ada apa Dam?" Tanya Dessy terkejut. Kepalanya hampir saja terbentur karena dia tidak memasang sabuk pengaman.


"Sepertinya aku menabrak sesuatu sayang," jawab Adam sembari membuka pintu mobil dan turun untuk memeriksa. Dia nampak membungkuk untuk melihat kekolong mobil. Tapi tidak ditemukannya apa2.


"Gak ada apa2 sayang," kata Adam memberi tau sambil kembali naik dan menutup pintu. Tapi tadi jelas2 dia merasa ada sesuatu yang menabrak mobilnya, seperti orang.


"Udah jalan lagi aja, aku takut. Disini gelap, sepi lagi," ujar Dessy sembari melihat kesekeliling.


Adam kembali melajukan mobilnya karena dia merasa agak takut juga.


Next...part 6

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part #4

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 4


Bik Sumi masuk dengan membawa baki berisi susu dan roti. "Ini sarapannya Non," kata Bik Sumi sembari meletakkannya dimeja. "Tadi Ibu telepon Non, katanya dari semalam handphone Non Agnes gak bisa dihubungi," tambah Bik Sumi memberi tau.


"Emmm itu Bik, anu, hpku habis batre," jawab Agnes gugup. "Bik, tolong ambilin spreyku ya, aku mau ganti," tambah Agnes lagi.


"O iya Non, nanti Bibik ambilkan," jawab Bik Sumi kemudian berlalu. Tidak begitu lama, dia sudah kembali lagi membawa sprey  berwarna cokelat.


"Sini Non, biar Bibik ganti spreynya," kata Bik Sumi seraya berjalan ketempat tidur Agnes.


Agnes segera turun dari tempat tidur dan pergi kekamar mandi selagi Bik Sumi mengganti spreynya. Dia mengguyur tubuh letihnya dengan air, terasa sangat sejuk. Kejadian semalam masih melekat jelas dikepalanya. Agnes tersenyum sendiri.


"Aahhh.." teriak Agnes sambil berjalan mundur karena dilihatnya air yang mengucur dari shower berwarna merah darah.


"Ada apa Non?" Teriak Bik Sumi yang masih memasang sprey. Bik Sumi segera berlari kekamar mandi. "Non, Non Agnes gak papa?" Tanya Bik Sumi lagi sembari mengetuk2 pintu kamar mandi.


Agnes segera membuka pintu dan berlari keluar. Bik Sumi hanya melihatnya dengan penuh tanda tanya. Kemudian ia masuk untuk mematikan shower yang masih menyemburkan air.


Agnes duduk mematung didepan cermin. Nafasnya masih naik turun dan wajahnya pucat.


"Non Agnes kenapa?" Tanya Bik Sumi yang baru keluar dari kamar mandi. Yang ditanya hanya menatap kosong kedalam cermin. "Non," panggil Bik Sumi seraya menyentuh pundak Agnes.


"Aaahh... jangan ganggu aku !" Teriak Agnes sambil menutup kedua mata dan telinganya.


"Jauhi Adam atau kamu akan mati," terdengar suara yang menggema ditelinganya.


"Jangan ganggu aku...jangan ganggu aku..." teriak Agnes sambil menangis.


"Non, kenapa Non?" Tanya Bik Sumi tambah bingung.


"Siapa sebenarnya kamu, kenapa mengganggu aku. Adam adalah kekasihku, kenapa menyuruhku menjauhinya," teriak Agnes entah pada siapa.


"Jauhi Adam....atau kau akan mati !" 


Teror demi teror dihadapai oleh Agnes hingga membuatnya menjadi seperti orang gila. Karena tidak tahan dengan semua itu, akhirnya Agnes memilih untuk mengakhiri hubungan asmaranya dengan Adam.


"Kenapa sayang, kenapa tiba2 kamu mutusin aku?" Tanya Adam bingung. Dia menggenggam tangan Agnes dan mengecupnya.


"Sudah Dam, aku mohon jauhi aku. Aku bisa gila dengan semua ini," jawab Agnes sambil menangis.


Next...

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part #3

 #Pembalasan sang mantan

#Part 3


"Hihihihi...." suara khas kuntilanak terdengar nyaring diseluruh sudut kamar. Agnes terus menyembunyikan wajahnya didada Adam. Lampu masih terus berkedip menambah kesan horor.


Tiba2 suara tawa itu menghilang bersamaan dengan lampu yang menyala dengan normal.


"Apa kuntilanaknya sudah pergi Dam?" Tanya Agnes sembari menarik wajahnya yang sedari tadi dia sembunyikan didada Adam.


"Sepertinya sudah," jawab Adam kurang yakin. "Sekarang kita tidur lagi ya," ajak Adam sembari mematikan senter dari gawainya.


"Sayang, sudah jam 7pagi," Adam membangunkan Agnes yang masih terlelap dipelukannya. Agnes hanya menggeliat tanpa membuka mata.

"Sayang, aku harus pulang, aku harus kerja" tambah Adam lagi.


Agnes menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Terlihat paha mulusnya terbuka begitu saja. Naluri lelaki Adam kembali tersulut. Dirabanya dengan lembut paha itu. Agnes tersenyum melihat kekasihnya itu nampak terpesona.


Kali ini Agnes yang begitu agresif, dia yang bekerja keras, sementara Adam hanya mengimbangi saja. Persis video 19detik milik artis Gilasel 🙊 Rasa perih akibat kejadian semalam tak dirasakannya lagi tertutup oleh nafsu yang membara.


Keduanya nampak letih seperti habis lari maraton. Keringat jangan ditanya lagi banyaknya. Cinta betul2 sudah membutakan kedua insan itu.


"Sayang, kamu luar biasa," puji Adam sembari menatap wajah cantik Agnes. Agnes hanya tersenyum mendengarnya sambil mengancingkan kembali piyamanya.


"Aku pulang ya," pamit Adam setelah memakai pakaiannya. Diciumnya kening Agnes kemudian dia pergi berlalu.


Agnes menatap kepergian Adam dengan tatapan bahagia. Dia merasa sudah mempersembahkan miliknya yang paling berharga untuk orang yang sangat dicintainya.


Karena pertempuran semalam dan barusan yang banyak menguras tenaga, akhirnya Agnes kembali terlelap...


Tubuhnya terasa sakit semua, terlebih dipangkal pahanya. Noda darah disprey membuatnya tersenyum. Itulah tanda mahkotanya telah terlepas darinya.


"Dasar wanita jala*g, wanita mu**han...kamu tau siapa Adam hah? Dia kekasihku," ucap seorang wanita sembari menjambak rambut Agnes. "Tinggalkan dia atau kau akan ku habisi," ancamnya kemudian.


"Tok..tok..tok.." terdengar ketukan dipintu, Agnes terbangun dari tidurnya, ternyata dia cuma mimpi. 


"Siapa," teriak Agnes


"Bibik non" jawab Bik Gina asisten rumah tangga Agnes. "Ini sarapannya non" katanya memberi tau.


"Masuk aja Bik, gak dikunci kok," jawab Agnes tanpa bergeser dari tempat tidurnya.


Next...part #4

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part #2

 #Pembalasan sang mantan

#Part 2


"Ada siapa dirumah yang?" Tanya Adam menyelidik. Tatapan matanya menyimpan sesuatu.


"Gak ada siapa2, cuma pembantu," jawab Agnes polos. "Memang kenapa sayang?" Agnes balik bertanya.


"Ehmm," Adam berdehem sembari menggeser pantatnya sehingga bersebelahan dengan Agnes. Tangannya merangkul pundak gadis disebelahnya itu.


Agnes tampak pasrah ketika tangan nakal Adam mulai bergerilya kemana2. Desahan Agnes membuat Adam makin terbakar nafsu. Tidak hanya tangan, kini bibir Adam juga mengembara kesemua tempat 🙈


"Kita kekamar aja yuk yang," ajak Agnes yang sudah terangsang oleh sentuhan dan kecupan Adam.


Kesempatan tidak datang dua kali, tanpa menjawab, Adam langsung membopong Agnes menaiki anak tangga menuju kekamarnya. Tanpa menutup pintu kamar, Adam segera membaringkan Agnes ditempat tidur.


Agnes mendesah dan menggeliat dengan permainan Adam. Sungguh luar biasa, sangat berpengalaman... mereka larut dalam hubungan sakral yang tidak semestinya.


"Sayang, kamu bakalan tanggung jawab kan kalau aku hamil?" Tanya Agnes sembari memainkan telunjuknya didada bidang Adam.


"Pasti sayang, aku tuh cinta mati sama kamu," jawab Adam meyakinkan. "Tapi gak mungkinlah sayang hamil, kita kan baru melakukannya sekali," tambah Adam lagi.


"Derr," pintu yang memang lupa ditutup tadi menutup dengan sendirinya dengan suara seperti dibanting. Agnes dan Adam sama2 terkejut.


Tiba2 lampu kamar berkedip2 seperti film horor yang ada ditv. Agnes memeluk erat Adam dan membenamkan wajahnya didada pria yang telah menghisap habis madunya.


Adam menyalakan senter dari gawainya, suasana kamar sedikit agak terang. "Sayang, pakai bajumu," kata Adam sembari menyodorkan baju Agnes yang baru dipungutnya dari lantai.


Agnes segera memakai pakaiannya, rasa perih dipangkal pahanya tak lagi dihiraukan olehnya. Yang ada sekarang hanya rasa ketakutan.


"Nina bobok...oh Nina bobok...kalau tidak bobok digigit nyamuk," terdengar seseorang bersenandung dengan suara yang bisa membangkitkan bulu kuduk.


Adam yang sedang memakai celana jeansnya terhentak kaget mendengar nyanyian itu. Fikirannya jauh kemasa dimana dia dan Indah berpacaran dulu. Ada rasa takut dihatinya, karena Indah meninggal dalam keadaan hamil.


"Jangan kau nodai seseorang bila kau tidak mau bertanggung jawab," tiba2 terdengar suara tanpa wujud. 


"Siapa kamu !" Teriak Adam garang. "Jangan ganggu kami, ini bukan urusanmu," tambah Adam lagi sembari berusaha mencari2 sumber suara itu.


Next...part 3

Cerita Horor | Pembalasan Sang Mantan Part #1

 


#Pembalasan sang mantan

#Part 1


"Gugurkan kandunganmu Indah !!," Suara Adam terdengar begitu nyaring ditelinga Indah yang sedari tadi menangis sembari memegang perutnya dengan kedua tangannya.


"Enggak Dam, ini anak kita. Aku akan melahirkannya meskipun kamu tidak menginginkannya," jawab Indah berkeras.


"Ingat Indah, aku belum siap untuk menikah apalagi punya anak. Orangtuaku juga tidak akan setuju dengan hubungan kita," tutur Adam dengan nada geram.


"Lalu semua yang sudah kau lakukan padaku itu atas dasar apa Dam? Semuanya sudah aku berikan kepadamu, bahkan kehormatanku sudah kau renggut. Aku rela melakukan dosa ini demi memenuhi permintaanmu. Aku tidak mau menambah dosa lagi Dam. Aku akan tetap melahirkan anak ini," kata Indah sembari terisak.


"Plaaakk," tamparan Adam mendarat dipipi kiri Indah hingga membuatnya terjatuh menabrak meja yang ada disitu.


Indah terlihat kesakitan sembari memegangi perutnya. Terlihat darah segar mengalir dari bagian bawah tubuhnya, menodai paha mulusnya yang dulu selalu dibelai oleh Adam.


"Dam, tolong aku Dam," terlihat Indah mengulurkan tangan kananya kepada Adam dengan gemetar. Bukannya menolong, Adam bahkan mendaratkan tendangannya dipinggang Indah.


Indah tergeletak tanpa berkutik lagi. Darah itu makin mengucur deras. "Indah, Indah,"  Adam menepuk2 pipi Indah berusaha menyadarkannya. Indah tetap diam tak merespon. Adam mendekatkan telunjuknya dilubang hidung Indah, tidak ada udara hangat yang dirasakannya. Indah sudah tewas dalam cintanya yang salah.


Adam sangat panik melihat Indah sudah tidak bernyawa lagi. Dia mencari akal agar tidak ada orang yang tau atas kematian Indah. Dia ingat, dibelakang kostan Indah ada sebuah sumur tua...


Tanpa ragu2 lagi, Adam segera membopong jasad Indah dan membawanya kebelakang. Setelah dirasa aman, Adam memasukkan jasad gadis yang telah dihamilinya itu kedalam sumur.


Adam berusaha bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa2. Dia dapat menutupi kebusukannya.....menghamili seorang gadis dam melakukan pembunuhan...sungguh laki2 bej*t.


Bulan telah berganti, Adam yang terkenal playboy sudah mendapat gandengan baru. Seorang wanita yang begitu cantik, tidak kalah dari Indah. Tapi apakah nasibnya akan sama dengan Indah... Oh no...


Agnes, cewek berambut sebahu itu tampak begitu jatuh hati pada Adam. "Sayang, kok lama banget sih, aku udah nungguin kamu dari tadi loh," kata Agnes manja begitu Adam datang kerumahnya.


"Maaf sayang, biasa...jalanan macet," jawab Adam dengan santai.


Next part 2

CERITA HOROR | PEMBALASAN SANG MANTAN PART#33

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 33


Adam begitu tampak stres dengan gangguan2 yang dihadapinya. Gangguan2 itu selalu saja muncul disemua tempat yang ia datangi. Tidak di rumah, di kantor, di tempat makan, di mall ataupun di perjalanan.


Sering kali Adam menjerit2 bahkan berlari2 seperti orang gila. Mimpi buruk selalu saja hadir mengusik setiap tidurnya. 


"Mas Adam, Mas,  baik2 ajakan?" Aisyah membuka percakapan karena sedari tadi mereka berdua hanya diam.


"Iya, Sayang, Mas baik2 aja," jawab Adam mencoba tersenyum. Namun tampak sekali keterpaksa di wajah tampannya.


Aisyah menatap laki2 yang duduk di belakang kemudi itu dengan penuh tanda tanya, sebenarnya apa yang mengganggu fikirannya?


Sesampainya di rumah, Aisyah meminta Adam untuk mampir sebentar karena Adam bermaksud langsung pulang. "Mampir sebentar ya, Mas ... " pinta Aisyah.


"Oke," jawab Adam sembari turun dari mobilnya yang ia parkir di pinggir jalan. Mereka berdua duduk di kursi yang ada di teras rumah Aisyah.


"Sebentar, Mas, aku masuk dulu. Mas Adam mau minum apa?" tanya Aisyah sambil membuka kunci pintu rumahnya.


"Apa aja Sayang, tapi yang dingin ya," jawab Adam.


Aisyah hanya mengacungkan jempol sambil tersenyum kemudian menghilang dibalik pintu. Hanya beberapa detik saja, ia sudah kembali dengan membawa segelas sirup coco pandan. 


Tanpa bicara, ia segera menyodorkannya pada Adam yang tersenyum dengan kedatangannya.


"Makasih, Sayang ..." ucap Adam sembari menerima gelas berisi sirup itu. Bau yang aneh dirasakan olehnya saat gelas itu sudah berpindah ke tangannya, namun tentu Adam tidak menaruh curiga sedikitpun, karena Aisyah yang membawakannya.


Segera Adam mengirimkan sirup coco pandan itu ke mulutnya yang terasa kering. Namun segera juga ia muntahkan karena rasa dan bau amis yang amat sangat ia rasakan.


"Huek ... huek ... " Adam muntah2 karena merasa sangat mual. Sementara Aisyah hanya diam melihatnya.


"Mas Adam ... ," terdengar panggilan dari arah pintu.


Adam menoleh dengan tatapan bingung, bila Aisyah baru saja keluar dari dalam, lalu siapa wanita yang duduk bersamanya dan memberikan sirup beraroma amis itu?


"Mas Adam kenapa?" tanya Aisyah tak kalah bingung dari Adam. "Apa yang Mas minum?" kembali ia bertanya.


Adam menoleh ke arah wanita yang duduk bersamanya tanpa menjawab pertanyaan Aisyah terlebih dahulu. Hilang, tidak ada lagi wanita itu di sana.


"Mas," Aisyah kembali memanggil.


"I-iya, Sayang," jawab Adam gugup.


"Mas Adam, kenapa sih? Terus ini apa yang Mas minum?" kembali Aisyah bertanya karena merasa belum mendapatkan jawaban.


"Boleh Mas numpang kekamar mandi, Sayang?" Kata Adam karena merasa mulutnya masih berasa amis.


Aisyah hanya mengangguk tanpa menjawab. Dia masih tampak bingung karena pertanyaannya belum terjawab satupun. 


Adam segera masuk kedalam, sementara Aisyah sibuk memperhatikan cairan merah yang berada di dalam gelas dan lantai terasnya.


"Apa ini? seperti darah? Mas Adam dapat dari mana?" Aisyah bergumam sendiri. Segera Aisyah membuang sisa cairan merah yang masih ada di dalam gelas, bau amisnya sungguh luar biasa. Kemudian dia mengambil lap untuk membersihkan lantai terasnya yang menyiarkan bau amis juga.


"Aaahhhh ... " terdengar teriakan Adam dari dalam rumah.


Buru2 Aisyah berlari masuk untuk melihatnya. "Mas Adam, Mas ...!" panggil Aisyah sambil menggedor2 pintu kamar mandi. Karena Adam tidak membukakannya, Aisyah nekat membukanya sendiri, dan memang tidak dikunci.


Tampak Adam bersandar didinding kamar mandi seperti orang ketakutan. Kepala dan kemejanya basah kuyup, entah bagaimana bisa begitu.


"Mas ... " Aisyah memanggil.


Adam tidak meresponnya sama sekali, pandangan matanya tampak kosong menatap kearah bak mandi.


"Mas Adam ... " kembali Aisyah memanggil sembari menggoyang2kan bahu lelaki itu.


Adam tampak terkejut kembali pada kesadaran yang penuh. "Sayang ... " Ia memanggil begitu dilihatnya Aisyah ada di dekatnya.


"Mas Adam kenapa kok tadi teriak?" Aisyah bertanya dengan raut panik.


"Gak apa2, Sayang, Mas lihat kecoa tadi," jawab Adam berbohong.


Aisyah tertawa mendengar jawaban dari laki2 keren dan ganteng yang ada di depannya itu, dia tidak menyangka kekasihnya itu takut sama kecoa. "Mas Adam takut kecoa?" tanyanya sambil terus tertawa geli.


Adam hanya nyengir sambil menggaruk2 kepalanya yang tidak gatal.


"Terus kenapa bajunya bisa basah semua?" kembali Aisyah bertanya. Dia berusaha menahan geli di hatinya. Laki2 idola banyak wanita itu tampak lucu sekali dengan keadaannya yang seperti ini.


Mereka berdua keluar dari kamar mandi sambil terus tertawa geli. "Ini handuk, Mas, keringkan dulu badan, Mas," kata Aisyah sambil menyodorkan handuk berwarna pink pada Adam.


Adam membuka kemejanya yang basah dan segera mengeringkan wajah, rambut, dan badannya.


"Ini Mas, pakai kaos aku, mudah2an muat," kaya Aisyah sambil menyodorkan kaos berwarna putih tanpa melihat ke arah Adam.


"Makasih, Sayang," 

Segera Adam memakainya, agak sempit memang, tapi itu malah membuat tubuh Adam yang berotot nampak jelas terlihat. Dadanya begitu bidang, mungkin akan terasa sangat nyaman bila bersandar di sana 😁


"Ini sudah aku buatin es jeruk, Mas," kata Aisyah sembari menyodorkannya pada Adam.


"Makasih, Sayang ... " jawab Adam sambil tersenyum. Segera Ia meneguknya sampai habis tak bersisa. "Enak," tambahnya lagi sambil tersenyum menggoda.


------Next-----

Mungkin part selanjutnya akan agak tersendat kembali, dikarenakan saya harus mendampingi anak2 belajar dalam menghadapi UTS. Mohon do'anya ... semoga anak2 saya dapat menjalankan UTS dengan baik tanpa ada kendala yang berarti. Terimakasih ...


Salam cinta dari saya pembuat cerita

#Adh_Va 😘

CERITA HOROR | PEMBALASAN SANG MANTAN PART#34

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 34


"Sayang, lagi mikirin Mas Adam ya?" goda Adam pada suatu malam melalui panggilan video. Matanya tidak pernah beralih pandang dari Aisyah yang menggunakan  hijab bergo warna hitam yang lagi kekinian saat ini.


"GR banget sih, Mas ...." ucap Aisyah sambil tertawa. Dia terlihat menutup mulutnya dengan tangan yang memperlihatkan jemari lentiknya.


"Sayang, kok kosong ya?" tiba2 Adam bertanya dengan mimik serius. 


"Kosong? Kosong apanya, Mas? tanya Aisyah tidak mengerti. Gadis itu terlihat bingung sambil menoleh kesamping kanan dan kirinya, juga ke belakang.


Adam tertawa geli melihat Aisyah yang tampak kebingungan, "Sayang ... kamu lihat apa sih? Kok celingukan gitu?" tutur Adam sambil terus tertawa.


Aisyah cemberut melihat Adam menertawakannya. Ekspresi wajahnya terlihat lucu namun tetap cantik. "Kok malah tertawa sih, Mas?" ucap Aisyah geram.


"Maaf, Sayang ... maaf ...." kata Adam sambil berusaha menghentikan tawanya. "Lagian kamu ...." tambahnya lagi.


"Ya maksud, Mas Adam kosong itu apanya?" Aisyah bertanya sambil tetap cemberut. Bibirnya dimuncungkan menambah kesan lucu diwajah cantiknya.


Duh cantiknya Aisyah ... tiba2 saja Adam mencium layar ponselnya dengan gemas. "Gak marahkan, Sayang?" selorohnya sambil tersenyum.


"Apaan sih, Mas ...." kata Aisyah sambil tertawa. 


"Ya, kalau aslinya kan gak mungkin boleh ...." kata Adam sambil tersenyum.


"Halalin dulu dong" ujar Aisyah dengan malu2.


"Kamu serius, Sayang?" Ucap Adam sambil mendelik.


"Ha ha ha ha ...." Aisyah tertawa mendapat tanggapan serius dari kekasihnya itu. 


"Sayang ... Mas serius ini loh, makanya tadi Mas bilang kok kosong. Yang kosong itu jari manis kamu, Sayang" tutur Adam panjang kayak sungai Musi.


Wajah Aisyah berubah serius, entah apa yang ada dibenaknya. 


**********


Jam di meja kamar Adam menunjukkan pukul 2 dini hari saat Ia terbangun karena merasa ada sesuatu yang menetes diwajahnya. Adam menggelengkan kepalanya berusaha mengusir kantuk yang Ia rasakan. 


Dengan malas, Ia menyalakan lampu yang terdapat disisi kanan tempat tidurnya. Dan jantungnya berdebar dengan hebat saat Ia menatap kelangit2 kamarnya. Terlihat sosok wanita berbaju merah itu merangkak diplafon seperti spiderman.


Sontak Adam melompat turun dari tempat tidurnya dan berlari kearah pintu bermaksud hendak keluar. Namun pintu itu tidak dapat dibuka. 


Perlahan2 sosok itu merangkak turun melalui dinding dan mendekati Adam yang masih terus berusaha membuka pintu.


"Bik Iyem ... Bik Iyem ...." pekik Adam memanggil asisten rumah tangganya itu. Namun yang dipanggil sepertinya tidak mendengar.


Sosok wanita berbaju merah itu kian dekat dengan Adam dan menjulurkan kedua tangannya seperti hendak mencekik.


"Si-siapa sebenarnya kamu, ada urusan apa dengan saya," Adam memberanikan diri untuk bertanya. Dengan posisi bersandar di pintu, Adam mati langkah untuk menghindar dari sosok itu.


Tanpa menjawab pertanyaan Adam, sosok wanita berbaju merah itu menggapai pundak Adam dan menariknya hingga wajah mereka begitu dekat. Adam berusaha untuk melepaskan diri, namun cengkeraman sosok itu begitu kuat. Tiba2 saja, sosok itu memiringkan wajahnya kekanan dan mendekatkan wajahnya dileher Adam.


"Aaahhhh ...." Adam menjerit mendapatkan gigitan dilehernya. Dengan sekuat tenaga, Ia mendorong sosok itu hingga terhuyung kebelakang.


Kembali Adam berusaha membuka pintu, dan kali ini bisa. Segera Ia berlari keluar menuju ke kamar Bik Iyem. "Bik Iyem ... Bik ...." panggil Adam seraya mengetuk2 pintu.


"Mas Adam, ada apa, Mas? jawab Bik Iyem dari dalam kamar. Tidak begitu lama, Bik Iyem membuka pintu.


Segera Adam berlari masuk dan berdiri di belakang wanita paruh baya itu. Tubuhnya menggigil karena ketakutan.


"Ada apa, Mas?" tanya Bik Iyem penasaran sambil berbalik menghadap Adam yang berdiri di belakangnya.


"I-itu Bik, a-ada hantu," ujar Adam terbata2.


"Hantu apa, Mas? Gak ada yang namanya hantu," sanggah Bik Iyem.


"Ada Bik, tadi di kamar saya," jawab Adam berkeras. Keringat membasahi wajah putihnya yang tampak pucat.


"Coba Bibik lihat ya, Mas Adam tunggu di sini aja," kata Bik Iyem sambil berlalu menuju ke kamar Adam. Tidak begitu lama Ia sudah kembali dengan wajah datar tanpa ekspresi.


"Ada kan Bik?" segera Adam bertanya.


Bik Iyem hanya menggeleng sambil menunduk. Tiba2 saja Ia tertawa dengan suara yang memekakkan telinga.


"Bik ...." Adam memanggil dengan raut wajah yang ketakutan.


Bik Iyem terus tertawa sambil berjalan mendekati Adam yang tampak mulai curiga.


Adam berlari tunggang langgang meninggalkan Bik Iyem yang masih terus tertawa.


"Mas Adam, kenapa lari?" tanya Bik Iyem mengejutkan Adam yang langsung menghentikan larinya.


"Bik Iyem ...." lirih Adam memanggil. Tampak Ia memperhatikan dengan seksama, jangan sampai dia tertipu lagi.


"Kenapa, Mas? kembali Bik Iyem bertanya.


**********


Mata Adam terasa begitu berat karena kurang tidur. Beberapa kali dia terlihat menguap dan menggeleng2kan kepalanya untuk mengusir kantuk.


"Mas Adam tidur jam berapa semalam," tanya Aisyah menyelidik. "Bahaya loh, Mas nyetir dengan mata ngantuk," tambahnya lagi.


"Iya, Sayang, maaf ...." jawab Adam sambil menutup mulutnya karena kembali menguap.


"Menepi aja dulu, Mas, biar aku telepon sopir kantor buat jemput kita," kata Aisyah sembari mengambil ponsel dari dalam tasnya.


"Gak usah, Sayang, aku masih bisa kok," sanggah Adam. 


"Mas ...."


"Sayang ...."


Aisyah menghela nafas melihat keras kepala kekasihnya itu. Laki2 playboy dangan masalalu yang kotor itu kini berubah menjadi laki2 yang santun.


"Sayang, hari ini kita kerja setengah hari aja ya," kata Adam sambil terus fokus menyetir.


"Memang kenapa, Mas?" Aisyah bertanya dengan raut wajah tidak mengerti.


"Ada sedikit urusan. Oke," jawabnya sambil mengacungkan jempol kirinya.


"Oke ...." kata Aisyah sambil mengangguk.


Next ya say ....

Kejar tayang 😂😂😂



Sumber : https://www.facebook.com/groups/221196118983673/permalink/443170123452937/